Meskipun Kondisinya Tidak Mudah, Jokowi Berharap KTT G20 Bali Hasilkan Solusi Konkret Bagi Dunia
Presiden Jokowi berharap KTT G20 di Bali menghasilkan solusi yang konkret untuk anggota dan dunia.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan dunia saat ini dalam kondisi sulit.
Rivalitas antar sejumlah negara sangat tajam sehingga negosiasi tidak berjalan mudah.
Meskipun demikian Jokowi berharap forum KTT G20 menghasilkan solusi yang kongkret.
“Kita harapkan semuanya berjalan dengan baik sehingga, G20 menghasilkan solusi yang konkret untuk anggota, solusi yang konkret juga untuk dunia,” kata Jokowi dikutip dari akun youtube the economist, Minggu 13/11/2022).
Terkait dengan konflik Rusia dan Ukraina, Jokowi mengatakan ruang dialog sangat diperlukan.
Baca juga: Timbulkan Kehancuran, Perdana Menteri Inggris Akan Sampaikan Amarah ke Perwakilan Putin di KTT G20
Meskipun ia tidak tahu apakah Presiden Rusia Vladimir Putin menginginkan dialog atau tidak.
“Kalau tidak ada ruang dialog, tidak bertemu, sangat sulit untuk untuk mendapatkan sebuah solusi yang baik bagi kawasan, bagi dunia utamanya dalam kita mengatasi krisis pangan krisis energi, krisis financial, dan krisis dari biaya hidup,” katanya.
Sebelumnya Vladimir Putin dipastikan tidak akan hadir dalam KTT G20 di Bali, pada 15-16 November 2022.
Meskipun demikian Rusia tetap berperisipasi penuh pada KTT G20, dengan diwakili Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov.
“Jadi tidak lagi isu ketidakhadiran (Presiden Putin) menyebabkan Rusia tidak lagi berpartisipasi aktif sebagai anggota G20,” kata Jubir Kemenlu Teuku Faizasyah Sabtu (12/11/2022).
Baca juga: KTT G20 Bali, Luhut Minta TNI-Polri Kompak Agar Mekanisme Pengamanan Berjalan Baik dan Solid
“Namun dengan kehadiran wakil dari yang ditunjuk, dengan demikian tetap bisa menjadi bagian dari proses pembahasan pada saat KTT,” lanjut dia.
Dikatakannya bahwa Presiden Putin sempat berbicara dengan Presiden Jokowi dan berjanji akan hadir pada perhelatan akbar yang bakal digelar di Nusa Dua, Bali, itu.
Meski tidak ada Putin, kehadiran Menlu Rusia itu pun dinilai sudah cukup sebagai perwakilan tertinggi dari Rusia dengan level yang sama.
Baca juga: Ini Kehormatan Untuk Kita Kata Kapolri Berikan Semangat Ke Jajaran Brimob Jaga KTT G20
“Seseorang yang datang pada kapasitas mewakili negaranya memiliki otoritas untuk menyampaikan, katakanlah posisi negara dan merundingkan isu-isu yang menjadi kepetningan bersama,” ucapnya.
Di sisi lain, Teuku menuturkan adanya sebuah kubu dalam forum tinggi antarnegra merupakan fenomena lumrah yang mencerminkan kondisi geopolitik global.
Selain di G20, kata dia, sejumlah forum internasional lain pun kerap diwarnai peristiwa seperti ini.
“Ini tidak hanya tercermin pada forum G20 ya, di berbagai forum internasional multilateral lainnya pun ini sudah menjadi satu realitas,” katanya.