Politikus PDIP: Kalau Jokowi Tak Ucapkan HUT ke NasDem, Indonesia Bubar?
Ketua DPP PDIP Said Abdullah mengatakan Presiden Jokowi tak memberikan ucapan selamat ulang tahun ke Partai NasDem lantaran sibuk mengurus KTT G20.
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PDI Perjuangan (PDIP) buka suara soal Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak memberi ucapan selamat pada Hari Ulang Tahun (HUT) Partai NasDem beberapa hari lalu.
Ketua DPP PDIP Said Abdullah mengatakan Presiden Jokowi tak memberikan ucapan selamat ulang tahun ke Partai NasDem lantaran sibuk mengurus KTT G20.
"Awal di Bali inspeksi lalu ke Kamboja, habis itu memimpin Presidensi G20. Tidak mengucapkan selamat itu tidak berarti Bapak Presiden tiba tiba-tiba ada mis komunikasi," kata Said di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (14/10/2022).
Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI itu meyakini Presiden Jokowi sangat menghormati para ketua umum partai.
"Pastilah Bapak Presiden pada suatu saat nanti dengan cara presiden, gestur Bapak Presiden, selama ini menghormati para ketum partai," ujar Said.
Said pun meminta agar tak mengadu domba karena persoalan belum memberi ucapan selamat tersebut.
Baca juga: Presiden Tak Ucapkan Selamat HUT NasDem, PDIP: Tanya ke Jokowi dan Surya Paloh
Apalagi, kata dia, saat ini Indonesia sedang menjadi tuan rumah KTT G20 yang digelar di Bali.
"Presiden kita saat ini sedang menjadi tuan rumah G20. Masa ada acara besar yang menyangkut nama baik kita, tiba-tiba dikerdilkan urusan HUT partai," ujarnya.
Lebih lanjut, Said menanyakan apakah Indonesia akan bubar ketika Jokowi tak memberikan ucapan selamat pada HUT Partai NasDem.
"Kira-kira kalau Bapak Presiden tidak mengucapkan selamat, Indonesia bubar? Tapi kalo G20 ada masalah, yang malu siapa? Uuusan internasional dilarikan ke urusan ecek-ecek, aolah," ucapnya.
Baca juga: Jokowi Belum Ucapkan Selamat Ulang Tahun ke NasDem, Ketua DPP PDI Perjuangan: Bertepatan G20
Said juga menepis isu hubungan Presiden Jokowi dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengalami kerenggangan.
Ia menegaskan bila hubungan Jokowi dan Paloh renggang harusnya tak ada menteri dari Partai NasDem di kabinet Indonesia Maju.
"Kalau mereka berdua renggang seharusnya tidak ada menteri di dalam menteri kabinet Jokowi," ungkapnya.