Pengamat Bilang Pertemuan Anies-Gibran hanya Basa-Basi dan Gimmick Politik
Karyono menilai jika pertemuan tersebut juga sekadar membentuk opini publik, agar Anies tetap menjadi perbincangan utama di media
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Presiden dari Partai NasDem, Anies Baswedan bertemu dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka pada Selasa (15/11/2022).
Putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini bertemu Anies di Hotel Novotel Solo, Solo Jawa Tengah.
Pertemuan keduanya dibarengi dengan santap makan bersama.
Merespons pertemuan Anies dan Gibran, Analis Politik yang juga Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo mengatakan bahwa pertemuan itu hanya sekedar basa-basi politik.
Tak hanya itu, Karyono menilai, pertemuan Anies-Gibran hanya gimmick politik dan tidak ada hal yang substansi dibahas di pertemuan itu.
"Pertemuan tersebut hanya gimmick politik, tidak ada hal substansi yang dibahas, tidak ada komitmen politik," kata Karyono kepada Tribun Network, Rabu (16/11/2022).
Baca juga: Soal Anies dan Gibran Sarapan Bersama, Pengamat Sebut Ada Pesan Tersembunyi: Dukungan Maju Pilpres
Tak hanya itu, Karyono menilai jika pertemuan tersebut sekadar membentuk opini publik, agar Anies tetap menjadi perbincangan utama di media.
Padahal, agenda utama Anies adalah untuk acara Haul Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi di area Masjid Ar Riyadh, Pasar Kliwon, Solo.
"Bertemu Gibran bukan agenda prioritas. Anies bertemu Gibran dalam istilah jawa hanya 'nyuwun sewu' artinya permisi karena Gibran sebagai walikota Solo," ucap Karyono.
Justru menurut Karyono, yang perlu dicermati bukan pertemuan Anies dengan Gibran.
Tetapi kehadiran Anies di acara Haul Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi di area Masjid Ar Riyadh membawa misi politik untuk kepentingan politik 2024.
Dia menduga, Anies ingin mengambil ceruk pemilih di Solo yang menjadi basis nasionalis dan kandang banteng di Jawa Tengah.
"Namun, tidak mudah bagi Anies untuk 'menundukkan' Solo. Karenanya, Anies mencoba menggunakan teori 'makan bubur panas".