Program Food Estate Dinilai Tepat Untuk Hadapi Ancaman Krisis Pangan
Peningkatan produktifitas pangan melalui program food estate tentunya akan memberikan dampak yang signifikan bagi pertumbuhan perekonomian.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Willem Jonata
![Program Food Estate Dinilai Tepat Untuk Hadapi Ancaman Krisis Pangan](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/food-estate-mangga.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah terus melakukan berbagai upaya memperkuat ketahanan pangan nasional seiring ancaman krisis pangan global yang melanda berbagai negara.
Salah satunya dengan membangun food estate yang dilakukan lintas kementerian seperti Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Kementerian Pertanian (Kementan), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia.
Kementerian kementerian bekerjasama untuk menjalankan Program yang masuk dalam Program Strategis Nasional (PSN) 2020-2024.
Baca juga: Food Estate Disebut Tak Terurus, Petani: PH Tanah Masih Asam Tapi Ada yang Bagus
Pengamat Ekonomi Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Surya Vandiantara menilai sekarang ini dibutuhkan peningkatan produktivitas pangan.
Ia meyakini, di tengah situasi dunia dan berbagai macam konflik internasional yang terjadi saat ini, dapat memicu terjadinya krisis pangan yang berujung pada resesi ekonomi di berbagai belahan dunia.
"Program food estate yang dilaksanakan oleh berbagai Kementerian, termasuk Kementan, seharusnya mampu menjadi kunci utama dalam meningkatkan produktifitas hasil pertanian di Indonesia. Melalui produktifitas hasil-hasil pertanian yang tinggi, perekonomian Indonesia akan menjadi lebih tangguh dalam menghadapi ancaman krisis pangan dan resesi ekonomi," kata Surya, Selasa (15/11/2022).
Dalam persepektif ekonomi makro, peningkatan produktifitas pangan melalui program food estate tentunya akan memberikan dampak yang signifikan bagi pertumbuhan perekonomian.
"Peningkatan produktifitas pangan dapat menghindarkan Indonesia dari ketergantungan terhadap produk impor pangan, dikarenakan kebutuhan pangan dalam negeri dapat dipenuhi oleh produk pangan dari dalam negeri sendiri," katanya.
Tak hanya itu, kata dia, peningkatan produktifitas pangan melalui program food estate dapat pula membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Indonesia.
"Hal ini tentunya akan sangat baik guna menurunkan jumlah angka pengangguran di Indonesia," katanya.
Dampak lainnya, kata Surya, yang tak kalah penting dari peningkatan produktifitas pangan ialah membuka peluang ekspor bagi produk pangan Indonesia untuk mengisi kebutuhan pangan di pasar luar negeri.
"Apabila ekspor pangan ini dapat dilaksanankan secara masif tentunya akan menurunkan angka defisit hingga menjadi surplus neraca perdagagan Indonesia. Surplus neraca perdangan ini dapat pula membantu menguatkan nilai tukar rupiah terhadap US Dollar," katanya.
Oleh karena itu, kata Surya, dirinya berharap agar berbagai upaya mulai dari peningkatan anggaran, pembangunan infrastuktur, hingga riset, untuk pengembangan program food estate mesti dilaksanakan lebih serius lagi oleh pemerintah.
"Terlebih mengingat berbagai negara di dunia yang sedang mengahdapi ancaman krisis pangan dan resesi ekonomi, serta mengingat besarnya potensi pertumbuhan ekonomi yang bisa dihasilkan dari program food estate, maka program ini menjadi lebih penting lagi untuk membangun perekonomian Indonesia kedepannya," tutupnya.
Untuk diketahui, keberhasilan program food estate di Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Pulang Pisau meningkatkan produktifitas pertanian padi pada tahun 2020 sebesar 38.128 Ton GKG dari 76.530 Ton GKG menjadi 114.658 Ton GKG, hal ini menjadi salah satu keberhasilan dari program Food Estate dalam upaya meningkatkan produktivitas pangan di Indonesia.
Sebelumnya, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menuturkan food estate di Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Timur dan Humbang Hasundutan (Humbahas) Sumatera Utara telah berjalan dengan baik dan berhasil memperkuat ketahanan pangan.
Ditambahkan, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Ali Jamil mengatakan, Hinga saat ini, pemerintah berkomitmen untuk melanjutkan pengembangan food estate sepanjang ada alokasi anggarannya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.