Choirul Anam Bantah Tudingan KontraS Soal Minimnya Pelibatan Korban dalam Investigasi Kanjuruhan
Choirul Anam membantah tudingan KontraS yang menyebut investigasi Komnas HAM dalam Tragedi Kanjuruhan minim pelibatan korban.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM M Choirul Anam membantah tudingan KontraS yang menyebut investigasi yang dilakukan pihaknya saat masih menjabat sebagai Komisioner Komnas HAM dalam Tragedi Kanjuruhan minim pelibatan korban.
Anam mengatakan proses pemantauan dan penyelidikan Komnas HAM terkait Tragedi Kanjuruhan yang dilakukan telah melibatkan banyak korban yang mengalami langsung kejadian tersebut dan Aremania yang juga menjadi korban.
Bahkan, kata Anam, saat itu dalam proses terkait gas air mata dan video kunci juga melibatkan mereka.
"Proses pemantauan dan penyelidikan kami di Malang, tiada waktu tanpa korban dan Aremania. Biarkan korban langsung yang merasakan proses interaksi dan kerja bersama Komnas dan mereka," kata Anam saat dihubungi Tribunnews.com pada Jumat (18/11/2022).
Sampai saat ini pun, kata dia, ia masih berkomunikasi dengan baik dengan para korban dan Aremania karena proses penyelidikan itu dilakukan bersama dengan baik.
Baca juga: Aremania dan Keluarga Korban Minta Kasus Tragedi Kanjuruhan Diambil Alih Bareskrim Polri
"Dan semua proses kami lakukan dengan imparsial dan transparan," kata Anam.
Berdasarkan catatan Tribunnews.com, dalam proses pemantauan dan penyelidikan yang dilakukan terkait Tragedi Kanjuruhan pihak Komnas HAM bekerja sama dengan Aremania dalam melakukan uji laboratorium terhadap selongsong gas air mata yang didapatkan saat kejadian.
Komnas HAM juga menyandingkan video kunci yang didapatkannya dari korban Tragedi Kanjuruhan dengan CCTV pintu 13 Stadion Kanjuruhan.
Baca juga: Eks Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Alfinta Dilaporkan Korban Kanjuruhan ke Bareskrim Polri
Proses tersebut, semakin menambah tebal keyakinan Komnas HAM bahwa persoalan utama dalam tragedi tersebut adalah gas air mata yang membuat jatuhnya banyak korban.
Selain itu, Komnas HAM juga menemui langsung ayah dari dua korban meninggal dalam tragedi tersebut yakni Devi Athok.
Setelah pertemuan tersebut, Devi Athok yang sebelumnya mencabut persetujuan untuk proses ekshumasi dan autopsi kedua anaknya, pada akhirnya menyetujui proses ekshumasi dan autopsi tersebut.
Terkini, Sekjen Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) yang juga Tim Gabungan Aremania, Andy Irfan mengatakan investigasi Komnas HAM pada tragedi Kanjuruhan minim keterlibatan korban.
"Kelemahan paling fatal menurut kami dari investigasi Komnas HAM (periode) sebelumnya adalah minim keterlibatan korban," kata Andy saat mendampingi sejumlah keluarga korban di kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (17/11/2022).
Baca juga: PSSI Belum Beri Trauma Healing Korban Tragedi Kanjuruhan, KontraS: Retorika Saja
Menurut Andy, seharusnya dalam melakukan investigasi Komnas HAM melibatkan elemen masyarakat sipil yang terkait.
"Jadi, sudah selayaknya, seharusnya dalam investigasi itu Komnas HAM melibatkan masyarakat sipil, misalnya korban, kelompok-kelompok yang berkoneksi dengan peristiwa ini," ujarnya.
Sayangnya, kata dia, investigasi Komnas HAM justru tak bisa merepresentasikan atau menjadi harapan korban untuk mencari keadilan.
"Korban merasa yang disampaikan Komnas HAM itu tidak merepsentasikan, tidak memberikan harapan upaya mencari keadilam yang selama ini diperjuangkam oleh korban," ucap Andy.