Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Peci Bung Karno Ingatkan Pentingnya Basis Data Negara yang Akurat

Selain orasi budaya dari Rieke, juga ada FGD, pertunjukan mural, film, Arsip visual, pameran foto, dan pasar seni.

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Peci Bung Karno Ingatkan Pentingnya Basis Data Negara yang Akurat
MPR RI
Anggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka. 

Sekarang, tempat ini telah berusia 112 tahun. Tulang dari besi-besi berkarat yang mencuat ke langit tinggi. Rangka perut dari silo-silonya telah berlumut, dan tinggal menunggu diserap tanah, kemudian hilang ditelan sejarah.

Dia mengaku bersedia menyampaikan orasi kebudayaan di Indarung Art Market Festival, sesungguhnya karena saya sedang kumpulkan energi perjuangan lewat memori sejarah atas Indarung, memori sejarah perjuangan rakyat Ranah Minang.

"Saya tidak mau Indarung hilang dari sejarah. Saya tidak mau Indarung dilupakan. Saya butuh energi semangat dan kecintaan tanah air yang terekam di besi berkarat Indarung," kata dia.

Kemarin, Rieke berada di Bali dalam rangkaian perjuangan bersama jejaring intelektual kolektif implementatif memperjuangkan norma yuridis Sistem Penyelenggaraan Pemerintah Daerah berbasis Data Desa/Kota Presisi, yang saat ini masih terganjal di pintu masuk istana, agar tak sampai ke meja Paduka Yang Mulia, Bapak Presiden Republik Indonesia.

"Hampir saja saya menyerah, namun tiba-tiba saya ingat, bahwa hari ini saya akan berada di Indarung, dan seketika ingatan itu membangkitkan ingatan lama saya pada penampilan Bung Karno dengan peci hitam bersama 513 orang pendiri bangsa lainnya.

Saya seperti digugah kesadaran bahwa di balik angka dalam data negara, ada nasib dan nyawa jutaan rakyat yang dipertarungkan. Perjuangan ini berat saudara-saudara, bicara angka dalam data adalah tentang pendataan yang memakan triliunan uang rakyat," ujarnya.

Angka dalam data negara artinya juga alokasi ribuan triliun uang rakyat untuk biayai pembangunan di segala bidang. Data yang tidak akurat dan aktual adalah pintu masuk raibnya uang hasil keringat rakyat di pelosok tanah air.

Berita Rekomendasi

Angka-angka yang tak gambarkan kebutuhan dan kondisi riil rakyat, angka-angka yang jadi permainan statistik meta kapital negara, angka yang dijadikan alat rekolonialisasi, penjajahan ulang terhadap rakyat kita di desa.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas