Skenario Urip Saputra Rekayasa Kematian demi Hindari Utang, Berharap Hidup dengan Identitas Baru
Urip Saputra susun skenario kematian agar bisa menghindari jeratah utang Rp 1,5 miliar dengan memiliki identitas baru.
Penulis: Abdi Ryanda Shakti
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Urip Saputra, pria yang viral hidup kembali disebut merekayasa kematiannya atas inisiatif sendiri.
Kapolres Bogor AKBP Iman Imanuddin menyebut Urip membuat skenario kematiannya secara rapih dengan mempersiapkan segala sesuatunya agar kematian dipercaya.
"Dari mulai awal, memesan ambulans, memesan peti jenazah, sampai dengan termasuk nanti skenario ketika sudah sepi di rumahnya baru yang bersangkutan akan keluar dari peti tersebut, itu sudah disiapkan oleh saudara US (Urip)," kata Iman kepada wartawan, Sabtu (19/11/2022).
Iman menyebut berdasarkan pengakuan Urip, dia mempersiapkan skenario kematiannya setelah terlilit utang yang banyak.
"(Membuat skenario) Di Jakarta, mulai dari punya ide tersebut, setelah US pulang dari kegiatan di Semarang, kemudian tidak langsung pulang ke Bogor, menginap terlebih dahulu di Jakarta karena memikirkan tadi kewajibannya, kemudian terpikirkan jalan pintas tersebut," ungkapnya.
Baca juga: Usai Serahkan Diri, Urip si Mayat Hidup di Bogor Kini Sedang Diperiksa Polisi soal Utang Piutang
Urip, kata Iman, ingin membuat identitas baru setelah skenario soal kematiannya berhasil dibuat.
"Setelah sepi rumahnya, yang bersangkutan keluar dari peti jenazah tersebut, dan menghilang karena dianggap sudah mati. Tinggal nanti hidup lagi dengan identitas baru," jelasnya.
Dalam aksinya, sang istri berinisial Y sebenarnya sudah mengingatkan atas apa yang direncanakan Urip tersebut.
Namun, istri akhirnya membantu rencana Urip.
Baca juga: Sosok Urip Saputra Pria Rancabungur yang Bikin Rekayasa Kematiannya, Terungkap Pekerjaan Sehari-Hari
"Iya istrinya terpaksa mengikuti itu, karena menurut Keterangan saudara US istrinya sempat mengingatkan juga bahwa perbuatannya itu bisa berdampak atau menimbulkan kehebohan atau kegaduhan," jelasnya.
Urip kepada polisi mengaku melakukan rekayasa kematiannya karena memiliki utang di tempat dia bekerja.
Iman mengatakan total utang Urip kepada kantornya sebanyak Rp1,5 miliar. Atas hal itu, Urip malu sehingga terlintas dipikirannya untuk membuat rekayasa kematiannya.
"Karena yang bersangkutan merasa malu, dengan jabatannya atau dengan posisinya di organisasi, sehingga yang bersangkutan mengambil langkah pendek dengan berpura-pura mengalami kematian tersebut," jelasnya.