Hadapi Perubahan Iklim, Djarum Foundation Ajak Masyarakat Pahami Bibit Pohon Berkualitas
BLDF melakukan kunjungan, dialog, dan lokakarya bersama pegiat lingkungan dan awak media ke Pusat Pembibitan Tanaman (PPT) BLDF di Kudus
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Dodi Esvandi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) melakukan kunjungan, dialog, dan lokakarya bersama pegiat lingkungan dan awak media ke Pusat Pembibitan Tanaman (PPT) BLDF di Kudus, Jawa Tengah.
Hal itu dilakukan dalam rangka Hari Menanam Pohon Indonesia pada 28 November mendatang sekaligus upaya pengendalian perubahan iklim.
Vice President Director Djarum Foundation FX Supanji mengatakan BLDF melalui program Djarum Trees for Life (DTFL) konsisten melakukan pelestarian lingkungan melalui penanaman pohon dan mangrove bersama masyarakat, utamanya generasi muda.
"Rata-rata, setiap tahunnya DTFL menanam 60.000 aneka ragam bibit tanaman di berbagai lokasi di Indonesia. Bibit-bibit tanaman ini diproses dan disemai di PPT (Pusat Pembibitan Tanaman), yang hingga hari ini kami sudah mengoleksi 360 jenis bibit tanaman, termasuk di antaranya 22 jenis tanaman langka," kata Supanji di Kudus, Jawa Tengah, Rabu (23/11/2022).
Baca juga: Program Penghijauan, 141.400 Bibit Pohon Ditanam di Sepanjang Jalan Tol IKN
Supanji menyebut bibit-bibit tanaman yang disemai di PPT milik BLDF ini juga dapat diakses masyarakat.
"Secara rutin, BLDF membagikan bibit gratis ke masyarakat, yang mana hal ini sejalan dengan program pembagian bibit yang juga digalakkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)," ujarnya.
Supanji menegaskan untuk memastikan bibit yang disemai dapat tumbuh dengan baik, serta mengembangkan teknik perawatan tanaman dengan hasil paling efektif, PPT Kudus bekerja sama dengan peneliti dan akademisi.
Sementara, Ketua Jaringan Ahli Perubahan Iklim dan Kehutanan Indonesia serta Dosen Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia Mahawan Karuniasa menuturkan pemahaman masyarakat mengenai jenis-jenis pohon yang dapat menyerap banyak emisi dan sesuai kondisi ekosistem setempat seperti mangrove dan trembesi, harus tetap disebarluaskan.
"Sehingga tidak hanya banyaknya aksi penanaman pohon saja yang diperlukan, tetapi memahami bibit berkualitas dan proses pemeliharaannya juga merupakan hal yang penting dalam upaya penanganan dampak perubahan iklim," ucapnya.
Baca juga: Dibuka Menteri Pariwisata, Lomba Lari Ramah Lingkungan Dimeriahkan Penanaman 2.300 Pohon
Lebih lanjut, Executive Coach & Mentor for Climate & Sustainability Actions Amanda Katili Niode mendorong pentingnya peran aktif generasi muda dalam upaya mengkampanyekan percepatan penanggulangan perubahan iklim.
Ia meminta generasi muda berjejaring bersama komunitas pegiat aksi perubahan iklim lainnya.
"Salah satunya seperti program Youth Leadership Camp for Climate Crisis (YLCCC) yang telah dilakukan sejak 2011," ungkap Amanda.
Menurutnya, kini total ada lebih dari 2.500 alumni YLCC yang terus berupaya membangun jaringan generasi muda Indonesia yang peduli dengan memberikan solusi nyata dalam penanggulangan krisis iklim.
BLDF pun berkomitmen menggandeng lebih banyak pihak termasuk generasi muda untuk menyebarluaskan semangat cinta lingkungan dengan menanam pohon serta merawatnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.