Inspiratif! Perjalanan Karier Erick Thohir: Dari Pebisnis hingga Jadi Menteri BUMN
Di balik setiap kisah sukses, selalu ada jerih payah serta perjalanan panjang untuk meraihnya. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir
Penulis: Anniza Kemala
Editor: Vincentius Haru Pamungkas
TRIBUNNEWS.COM - Di balik setiap kisah sukses, selalu ada jerih payah serta perjalanan panjang untuk meraihnya. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pun tak berbeda.
Sebagai lulusan program Master of Business Administration dari Universitas Nasional California, Amerika Serikat, ketertarikan Erick Thohir untuk merintis bisnis memang sudah terlihat sejak usia muda.
Namun, bukan berarti langkahnya selalu berjalan mulus. Saat meluncurkan buku biografinya yang berjudul "(Bukan) Kisah Sukses Erick Thohir" baru-baru ini, Erick Thohir mengatakan bahwa ia sempat mengalami fase sulit serta pasang surut saat membangun usaha.
"Ada saat sukses maupun yang bukan sukses. Tapi Alhamdulillah, dinamika itu banyak memberi pelajaran dan pendewasaan diri," ujar Erick Thohir saat menghadiri Indonesia International Book Fair di Jakarta pada 10 November lalu.
Mulai dengan merintis media
Sepak terjang Erick Thohir sebagai pengusaha dimulai saat ia mendirikan PT Abdi Bangsa, yang sekarang dikenal sebagai Mahaka Group, pada tahun 1992. Lewat bisnisnya tersebut, ia fokus pada industri media dan entertainment yang memang disukainya dengan berbagai unit usaha seperti stasiun televisi (Jak TV), radio (Gen GM dan Jak FM), dan periklanan (Mahaka Advertising).
Di tahun 2001, Mahaka Group melebarkan sayapnya dengan mengakuisisi surat kabar Harian Republika. Namun, langkah Erick Thohir yang satu ini sempat menuai penolakan dari keluarganya sendiri. Soalnya, surat kabar Republika pada saat itu tengah berada di ambang kebangkrutan!
Dalam wawancara dengan ENDEVR Documentary yang bertajuk ‘People Who Made It Big: Erick Thohir’, Menteri BUMN ini menjelaskan mengapa ia bisa mengambil langkah berani tersebut.
"Orangtua, terutama ibu saya menentang, membeli media yang di ambang bangkrut. Saya bilang ke orangtua saya, ini adalah bisnis yang saya minati. Saya belajar advertising, saya belajar komunikasi, ini adalah hal yang ingin saya lakukan. Tolong dukung saya,” katanya.
Di perjalanannya dalam merintis media, Erick Thohir ternyata juga mendapatkan pembelajaran dari sosok-sosok yang sudah berpengalaman, termasuk sang ayah, Mochamad Teddy Thohir, serta pendiri Kompas group Jakob Oetama.
Peran penting dalam perhelatan Asian Games 2018
Selain berkecimpung di media, Erick Thohir juga dikenal aktif dalam bisnis terkait dunia olahraga. Enggak heran, soalnya Menteri BUMN ini memang punya kecintaan khusus terhadap bidang olahraga.
Erick Thohir pernah menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) periode 2006–2010. Ia juga sukses mengakuisisi klub sepak bola Inter Milan di tahun 2013 serta menjadi pemilik klub sepak bola Amerika D.C United dan klub bola basket NBA Philadelphia 76ers.
Dengan rekam jejaknya yang bukan main, Erick Thohir kemudian dipercaya menjadi Ketua Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC). Enggak bisa dipungkiri, peranannya sebagai Ketua Panitia berkontribusi besar terhadap kesuksesan perhelatan olahraga internasional tersebut.
Melansir Kompas.com, penyelenggaraan Asian Games 2018 berlangsung sukses dengan publikasi nasional dan internasional yang masif. Panitia INASGOC bahkan meraih beberapa penghargaan, termasuk OCA Award dari Dewan Olimpiade Asia (OCA).
Menurut Erick Thohir di depan ratusan kaum milenial Semarang pada tahun 2019 lalu, kesuksesan Asian Games adalah kesuksesan kaum muda Indonesia dalam berkarya dan berkreasi.
Ia juga mengajak anak muda Indonesia untuk tidak berhenti bermimpi, karena Indonesia adalah bangsa yang optimis.
“Kalau bangsa kita pesimis, habis Asian Games itu selesai. Kita (bermimpi) menuju Olimpiade tahun 2032,” ucapnya.
Menteri BUMN dengan berbagai pencapaian
Berbagai prestasi Erick Thohir jugalah yang mengantarkan ke posisinya saat ini, yaitu Menteri BUMN. Setelah dipercaya sebagai ketua panitia Asian Games, Erick Thohir dilirik oleh Presiden Joko Widodo untuk menjadi Menteri BUMN di Kabinet Indonesia Maju.
Dipercaya dengan jabatan tersebut mendorong Erick Thohir cepat puas untuk menghadirkan berbagai inovasi serta meraih sejumlah pencapaian.
Sebagai Menteri BUMN, Erick Thohir telah menjalankan restrukturisasi Garuda Indonesia, transformasi dan bersih-bersih BUMN, revitalisasi Sarinah, membawa BUMN ke daftar Fortune Indonesia 100, hingga menumbuhkan laba bersih sederet perusahaan BUMN.
Yang menarik, Erick Thohir dulunya enggak pernah bercita-cita buat jadi pejabat pemerintah, lho! Maklum, passion-nya kala itu memang terletak di bidang bisnis dan olahraga.
"Ini merupakan tantangan karena saya tidak pernah berencana bekerja di pemerintahan dan jadi pelayan publik. Saat diminta Presiden Jokowi untuk bergabung ke kabinetnya dan membantu mentransformasikan BUMN, saya melepas presidensi Inter Milan demi menuju ke tempat yang lebih baik,” beber Erick Thohir saat menghadiri Erick acara SOE International Conference di Nusa Dua, Bali, Oktober lalu.
“Tentunya sebagai orang Indonesia, saya harus mengabdi kepada negara,” lanjutnya.
Usai meraih sukses, Erick Thohir pun senantiasa mendorong dan menginspirasi anak muda untuk merintis karier dan bahkan membangun usaha sendiri. Ia juga membagikan kunci suksesnya ketika merespon pertanyaan mahasiswa di UIN Raden Mas Said Surakarta baru-baru ini.
"Kunci kesuksesannya adalah kita mau berusaha. Kita harus punya track record yang bagus. Jangan berpuas diri dan merasa sudah pintar hingga kalian tidak mau belajar. Nanti akhirnya kapabilitas kalian mentok,” tuturnya.
Ia lalu menekankan pentingnya networking dalam membangun bisnis dan karier, "Networking, pergaulan.Karena dengan kita bertemu orang, kita akan makin baik. Kalau sudah punya itu, nah, baru bisa beli Inter Milan,” gurau Erick Thohir.