IPW Menilai Bantahan Kabareskrim soal Terlibat Tambang Ilegal Ismail Bolong Cukup Logis, tapi. . .
IPW menganggap bantahan Kabareskrim soal tambang ilegal Ismail Bolong cukup logis. Lalu apa yang membuat bantahan itu logis? Berikut penjelasannya.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Sri Juliati

Di sisi lain, Agus mempertanyakan sikap dari Ferdy Sambo dan Hendra Kurniawan ketika menjabat sebagai perwira tinggi (Pati) di Divisi Propam Polri.
"Jangan-jangan mereka yang terima dengan tidak teruskan masalah, lempar batu untuk alihkan isu," tuturnya.
Klarifikasi Ismail Bolong

Ismail Bolong mengaku mendapatkan tekanan dari eks Karopaminal Divpropam Polri, Brigjen Hendra Kurniawan dalam pengakuan sebuah video.
Pada saat itu mantan anggota Polri di lingkungan Polda Kaltim tersebut dipaksa oleh Hendra untuk membuat sebuah pengakuan telah menyetorkan uang dari hasil penjualan dan pengepulan batu bara ilegal.
Video tersebut viral setelah Hendra terseret kasus obstruction of justice pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Untuk itu, Ismail Bolong mengklarifikasi soal video tersebut lantaran dibuat karena dibawah tekanan.
"Saya mohon maaf kepada Bapak Kabareskrim. Saya klarifikasi bahwa berita yang viral itu tidak benar."
"Saya pastikan saya tidak pernah berkomunikasi dengan Pak Kabareskrim, apalagi memberikan uang dan saya tidak kenal (kepada yang bersangkutan)," kata Ismail Bolong.
Baca juga: Hendra Kurniawan Tersenyum Soal Kabareskrim di Kasus Tambang Ilegal: Kan Faktanya Begitu
Ismail Bolong mengaku kaget lantaran video pengakuannya tiba-tiba viral.
"Saya kaget, berita ini baru viral sekarang. Saya jelaskan bahwa pada bulan Februari (2022) anggota Mabes Polri memeriksa saya, untuk meminta testimoni kepada Kabareskrim dengan penuh tekanan dari Brigjen Hendra pada saat itu."
"Saya diancam akan dibawa ke Jakarta kalau tidak membuat testimoni."
"Pada saat itu di Polda pukul 22.00- 02.00 WIB. Pada saat itu saya tidak bisa bicara, saya diintimidasi pada saat itu," jelas Ismail Bolong.
Ismail Bolong juga mengungkapkan bahwa testimoni itu dibuat dengan bantuan sebuah catatan yang ditulis oleh Brigjen Hendra.