Gagal Selamatkan Anak dan Istri, Yanto Gemetar Cerita Gendong Jenazah Putra Bungsu Tertimbun Longsor
Yanto (62) tidak kuasa menahan tangis sesaat mengingat momen terakhir menyelamatkan putra bungsunya sesaat terhimpit longsor di Cianjur.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Yanto (62) tidak kuasa menahan tangis sesaat mengingat momen terakhir menyelamatkan putra bungsunya sesaat terhimpit longsor di Cugenang, Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11/2022) lalu.
Kepada Tribunnews.com, Yanto pun menceritakan momen sesaat gempa Cianjur telah merenggut dua orang tersayangnya yakni sang istri Cucu Sukaesih (68) dan putra bungsunya Rangga Ramadhan (23).
Awalnya, Yanto bercerita keluarganya memang tinggal dan berjualan di lokasi yang kini tertimbun longsor di Cugenang, Cianjur.
Tepatnya, di jalan raya Puncak-Cianjur di dekat Warung Sate Shinta.
Pada Senin itu, Yanto tidak menaruh rasa khawatir ada kejadian gempa lantaran cuaca tengah dalam keadaan cerah.
Di warung, ada istrinya, Rangga, istri Rangga, Harfa (21) dan anaknya yang lain, Yadi Rusdiana (32).
Saat itu, Yanto, Yadi dan istri Rangga sedang duduk di luar warung sembari menghadap jalan raya Puncak-Cianjur.
Tiba-tiba, gempa dengan 5,6 magnitudo mengguncang hingga longsor pun turun dari atas bukit Palalangon.
"Kejadiannya itu gempa dulu, berbarengan dengan gempa itu longsor turun. Yang longsor turun itu dari atas bukit. Istri saya lagi di dalam, saya di luar karena yang jualan emang istri saya. Anak saya (Rangga) di luar juga tapi ada di dapur," kata Yanto saat berbincang dengan Tribunnews.com di Warung Sate Shinta, Cugenang, Cianjur, Jawa Barat pada Minggu (27/11/2022).
Karena panik, Yanto pun melarikan diri menjauh dari warung yang bakal tertimbun longsor.
Namun, saat itu dirinya tak bisa menolong keluarganya karena kejadian longsor begitu cepat menimbun warung miliknya.
Baca juga: Terus Berzikir 30 Menit Tertindih Bangunan Masjid Roboh, Ustaz Ahmad Sujud Syukur Ditolong Warga
"Saya tau persis ketika terjadi getaran sangat dahsyat dan menengok ke atas itu langsung longsor turun. Jadi tidak bisa apa-apa tidak bisa menolong keluarga. Karena cuma beberapa detik doang kejadiannya," ungkap Yanto.
Saat itu, Yanto melihat sang istri dan Rangga tertimbun longsor karena tidak sempat menyelamatkan diri.
Sedangkan, istri rangga dan anaknya Rusdiana selamat karena sempat lari ke tempat yang aman.
Yanto mengungkapkan dirinya hanya bisa bengong saat keluarganya tertimbun longsor.
Setelah sempat menenangkan diri, Yanto pun langsung mencari istrinya dan Rangga di atas longsoran tanah.
"Saya langsung lari dan abis itu saya hanya bengong saja. Saya cuma bilang 'Allahuakbar ini terjadi bencana alam'. Lalu saya bengong nggak bisa bicara apa apa. Setelah itu reda, saya naik di atas longsoran tanah, kesana kemari mencari keluarga sambil teriak-teriak 'dimana keluarga saya, dimana istri saya, dimana anak saya'," jelasnya.
Selanjutnya, Yanto pun mendengar Harfa berteriak karena menemukan jenazah suaminya yang sedang terhimpit pohon.
Dia pun mendatangi tempat yang menjadi lokasi Rangga tertimbun longsor.
"Abah, Abah, tolong si aa!," teriak Harfa.
"Dimana?" jawab Yanto.
"Tuh diditu (disana)," jawab istri anaknya tersebut.
Baca juga: Kenangan Jurnalis Saat Detik-detik Gempa Cianjur, Teriakan Pilu Minta Tolong, Seperti Kiamat Sugra
Setibanya yang ditunjuk Harfa, Yanto kaget karena anaknya telah dalam kondisi yang mengenaskan.
Dia pun mencoba menyelamatkan sendiri anaknya agar keluar dari himpitan pohon.
"Anak saya ketiban pohon-pohon sehingga mukanya rusak parah berdarah, saya evakuasi sendiri sebisa-bisanya pakai tangan matah-matahin dahan dan ranting," ungkap dia.
Tak lama setelah itu, Yanto pun melihat tim SAR datang membantu melepaskan jenazah Rangga dari himpitan pohon.
Kemudian, dia menggendong sendiri jenazah anaknya untuk dipindahkan ke tempat yang jauh dari lokasi longsor.
"Setelah bebas dari himpitan dahan, saya bawa gendong ke depan warung yang nggak terbawa longsor. Didiamkan disana. Saya mau pingsan, lalu saya istigfar. Jangan sampai terjadi itu karena siapa yang mau nolong anak saya," jelasnya.
Tak lama setelah itu, Ia menuturkan bahwa anaknya pun dibawa oleh ambulans Brimob Polri. Namun, jenazah sang istri baru ditemukan keesokan harinya oleh tim SAR gabungan.
"Alhamdulillah saya tabah dan kuat di dalam ini, tetapi sekali memang namanya keluarga apalagi anak istri tidak bisa begitu saja hilang dari memori kita. Selalu ada kalau terkenang saya sedikit banyak ada air mata yang keluar. Biarlah itu menjadi suratan takdir, biar mereka jadi ahli surga semua, kita hanya mendoakan saja," ujarnya.