Relawan Mahasiswa Beri Edukasi Bencana untuk Anak-anak yang Masih Trauma Pasca Gempa Cianjur
Relawan korban gempa Cianjur memberikan edukasi kepada anak-anak yang masih trauma setelah mengalami bencana beberapa waktu lalu.
Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Relawan korban gempa Cianjur memberikan edukasi kepada anak-anak yang masih trauma setelah mengalami bencana beberapa waktu lalu.
Edukasi ini berkaitan dengan informasi seputar gempa yang bisa diterima oleh anak-anak.
Selain itu di dalamnya juga dimasukkan tentang proses penanganan kepada diri sendiri manakala gempat terjadi.
Selain berisi informasi yang mudah diserap oleh anak-anak.
Edukasi ini juga merupakan proses oleh relawan dalam membantu anak-anak untuk dapat pulih dari kecemasan dan trauma pasca gempa.
Edukasi ini diberikan oleh beberapa mahasiswa yang tergabung dalam relawan kesehatan Universitas Esa Unggul, Jakarta.
Mereka membuka posko di kawasan Desa Ciputri, Kampung Tunggilis, Kecamatan Pacet, Cianjur, Jawa Barat.
"Edukasi kita di sini banyak, ada motorik, main game, edukasi gempa, story telling sama psikodrama. Intervensinya kita pakai intervensi kelompok kita kumpulin," kata Ahmad Dandiri, relawan mahasiswa jurusan Psikologi Universitas Esa Unggul, Jumat (2/12/2022).
"Terus kita pakai sosiodrama juga, mereka bermain peran sehingga mereka lebih ekspresif mengekspresikan ke pemahaman mereka soal gempa setelah sudah kasih edukasi," tambahnya.
Proses edukasi dilakukan sambil bermain. Alat-alat praktek yang digunakan ialah benda sederhana yang mudah digunakan dan ditemui di sekitaran posko pengungsian.
"Hari ini kita mau simulasi penanganan gempa, keterbatasan alat juga, jadi mungkin kita mau pakai tas, matras, bantal. Jadi ketika kondisi gempa reflek mereka untuk melindungi daerah kepala sampai bawah," jelas Dandiri.
Pun untuk proses tentang terjadinya gempa, para relawan mahasiswa lebih menyederhanakan semuanya dalam konsep cerita dogeng yang mudah diserap dan juga diterima oleh anak-anak.
Dalam penjelasannya, Dandiri mengatakan mereka mengibaratkan gempa kepada anak-anak dengan cerita ihwal raksasa yang sedang tertidur. Di mana ketika raksasa tersebut tertidur, ia digigit serangga.
Baca juga: Puluhan Anak di Cianjur Masih Takut Gempa Susulan, Polwan Polda Metro Jaya Lakukan Trauma Healing
"Sehingga ketika badannya gatal karena gigitan serangga, raksasa itu pun memukul badannya. Nah efek pukulan itu yang menyebabkan gempa. Jadi waktu kemarin ada gempa susulan, anak-anak bisa lebih tenang, mereka bilang itu raksasa sedang digigit serangga," kata Dandiri.
Memasuki hari ke-12 pasca gempa, Dandiri mengatakan para anak-anak kini sudah mulai berkembang dan tampak tidak gelisah hingga kecemasan juga sudah semakin jauh berkurang.