Tantangan Dunia Makin Kompleks, BDF15 Angkat Tema Solidaritas dan Kepemimpinan
Teuku Faizasyah mengatakan tema kepemimpinan dan solidaritas dipilih sejalan dengan situasi dunia yang semakin kompleks.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bali Democracy Forum (BDF) akan kembali berlangsung dan tahun ini memasuki tahun yang ke 15.
BDF 15 mengusung tema democracy institution goal, leadership and solidarity.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia (Jubir Kemlu RI) Teuku Faizasyah mengatakan tema kepemimpinan dan solidaritas dipilih sejalan dengan situasi dunia yang semakin kompleks seperti saat ini.
"Kenapa kita pilih tema leadership and solidarity? Dalam kondisi sekarang tantangan dunia yang semakin kompleks, kita melihat perlunya kepemimpinan. Misalnya pada G20 yang lalu kita menunjukkan kepemimpinan yang berhasil karena memastikan pembahasannya fokus pada isu yang menjadi kepentingan dunia," kata Faizasyah saat konferensi pers di kantor pusat Kemlu RI, Jakarta, Jumat (2/12/2022).
Jubir Kemlu mengatakan kepemimpinan dalam demokrasi juga banyak tantangan, sebab adanya kemunduran demokrasi dan ketidakjelasan arah demokrasi global kedepan.
"Kalau kita bicara mengenai sistem demokrasi internasional, demokrasi multilateral. Oleh karena itu sangat relevan kita mengangkat aspek kepemimpinan karena di tengah kondisi tantangan demokrasi, maka perlu leadership," ujarnya.
Faizasyah mengatakan tema solidaritas juga relevan diangkat menjadi tema BDF, sebab isu solidaritas juga sangat diharapkan untuk menghadapi tantangan global.
Baca juga: Kemenlu Serahkan 2,3 Juta Data Pemilih di Luar Negeri ke KPU
Contohnya tantangan dalam menghadapi pandemi global dan multiple krisis terkait krisis ekonomi, krisis iklim, hingga krisis pangan yang melanda dunia saat ini.
"Kita berbicara terkait akses kebutuhan pokok masyarakat yang menghadapi tantangan karena pandemi, dan sistem politik demokrasi diharapkan bisa menjadi bagian suatu sistem yang mendorong solidaritas untuk mengatasi tantangan bersama negara-negara," kata Faizasyah.
"Jadi esensinya seperti itu, mengapa kita mengangkat dua tema itu," lanjutnya.
Event tahunan ini akan dilakukan pada tanggal 8 Desember dan sebelumnya akan diikuti oleh Civil Society dan Media Forum.
BDF adalah salah satu section program diplomasi Indonesia yang akan mendorong negara berbagi tentang penyelenggaraan demokrasi.
Sekira ada 57 negara, ada observer dari 74 negara serta organisasi internasional yang akan berpartisipasi.
"Dalam hal ini kita tidak membeda-bedakan apakah neganya adalah yang menganut sistem demokrasi atau kah mereka yang masih mempelajari proses demokrasi," ujarnya.
Kendati demikian Myanmar tidak diikutsertakan dalam forum ini sebagaimana tahun sebelumnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.