Utusan Khusus Amerika Serikat Terkait LGBTQI+ Jessica Stern Batal Kunjungi Indonesia
Utusan khusus Amerik Serikat (AS) terkait LGBTQI+ Jessica Stern batal melakukan kunjungan ke Indonesia.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Utusan khusus Amerik Serikat (AS) terkait LGBTQI+ Jessica Stern batal melakukan kunjungan ke Indonesia.
Hal ini dikonfirmasi Duta Besar AS untuk Indonesia, Sung Kim lewat pernyataan Kedutaan Besar AS, Jumat (2/12/2022).
"Setelah berdiskusi dengan rekan-rekan kami di pemerintah Indonesia, kami telah memutuskan untuk membatalkan Kunjungan Utusan Khusus Stern ke Indonesia," ujar Kim.
Sebelumnya rilis situs pemerintah AS state.gov, menyatakan utusan khusus AS terkait LGBTQI+ Jessica Stern akan melakukan perjalanan ke Vietnam, Filipina, dan Indonesia selama November-Desember 2022.
Baca juga: MUI Tolak Keras Rencana Kunjungan Jessica Stern, Utusan Khusus AS Bidang LGBTQI+ ke Indonesia
Disebutkan, utusan khusus AS terkait LGBTQI+ memiliki rencana untuk menemui pejabat pemerintah setempat dan membahas soal hak asasi manusia (HAM) yang diperoleh kelompoknya.
Namun, Juru Bicara Kemlu RI, Teuku Faizasyah membantah telah menerima laporan rencana kunjungan tersebut.
"Tentunya kita masih harus mengkonfirmasi apakah betul kunjungan itu benar dilakukan, sehingga saya tidak terlalu jauh mengkomentari," kata Faizasyah saat ditemui di kantor pusat Kemlu RI, Jakarta, Jumat (2/12/2022).
Baca juga: Kemlu RI Cek Rencana Kedatangan Utusan Khusus AS ke Indonesia Bahas HAM LGBTQI+
Faizasyah juga memberikan analogi etika bertamu merespon pemberitaan rencana kunjungan itu.
Sebagai mitra Indonesia, Amerika Serikat dinilai tidak sensitif terhadap budaya Indonesia.
Jubir Kemlu juga menyinggung soal penghormatan dan penghargaan kepada teman yang akan dikunjungi.
Baca juga: BREAKING NEWS: Utusan Khusus AS akan Datang ke Indonesia Bahas HAM LGBTQI+
Duta Besar Faizasyah mengatakan sebagai teman yang baik dalam etika bertamu seseorang tidak akan membawa sesuatu yang tidak berkenan atau tidak disukai, maupun tidak cocok dengan selera dari teman yang akan dikunjungi.
"Misalnya teman kita tidak bisa mengkonsumsi makanan yang tidak halal akan lah tidak etis, tidak tepat apabila kita membawa sesuatu yang tidak cocok dengan budaya dan tradisi yang ada atau dimiliki teman kita tersebut di situlah peta hubungan teman, saya rasa menjadi satu logika dalam melihat satu permasalahan," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.