Awan Panas Gunung Semeru Mengarah ke Tenggara, Warga di 19 Km dari Puncak Diminta Mengungsi
BBTN Bromo Tengger Semeru meminta warga menghindari sejumlah wilayah berbahaya, tidak boleh ada aktivitas dalam radius 8 km dari puncak Gunung Semeru
Editor: Choirul Arifin
PVMBG mengimbau masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Terjadi 619 Kali Letusan
Sebelumnya dalam evaluasi mingguan, Pos Pantau Gunung Semeru mendeteksi ada 619 kali letusan atau erupsi selama periode 17-23 Oktober 2022.
Selain itu, terekam juga 3 kali gempa guguran, 34 kali gempa hembusan, 39 kali gempa vulkanik dalam, dan 12 kali getaran banjir.
Secara visual, Gunung Semeru tidak tertutup kabut saat malam hari, api diam di puncak Jonggring Saloko dan guguran lava pijar akan terlihat jelas.
Guguran lava pijar yang teramati bisa mencapai 500 meter dari puncak Jonggring Saloko mengarah ke Besuk Kobokan.
Sedangkan, asap letusan berwarna putih kelabu setinggi 200 - 700 meter terpantau mengarah ke barat dan selatan.
Menurut pemantauan tiltmeter PVMBG, hal ini menunjukkan adanya peningkatan tekanan pada Gunung Semeru, sehingga, erupsi hingga hembusan bisa terjadi kapan saja.
Kepala Pelaksana BPBD Lumajang, Patria Dwi Hastiadi mengatakan, aktivitas Gunung Semeru memang sangat fluktuatif. Artinya, sewaktu-waktu aktivitas vulkanik Semeru bisa turun atau meningkat.
Laporan Reporter: Sarah Elnyora dan Syamsul Azhar | Sumber: Surya Malang dan Kontan
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.