Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketua Joman: Industri Digital saat Ini Digunakan Negara untuk Serang Orang yang Beda Pendapat

Negara saat ini menggunakan kelompok-kelompok yang punya banyak pengikut di media sosial untuk menyerang orang yang berbeda pendapat

Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Ketua Joman: Industri Digital saat Ini Digunakan Negara untuk Serang Orang yang Beda Pendapat
Surya.co.id/Yusron Naufal Putra
Ketua Joman Immanuel Ebenezer saat ditemui di Surabaya. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Relawan Jokowi Mania (Joman) Immanuel Ebenezer mengatakan fenomena industri digital hari ini dalam konteks politik sudah jauh berbeda.

Pria yang kerap disapa Noel ini mengatakan negara saat ini menggunakan kelompok-kelompok yang punya banyak pengikut di media sosial untuk menyerang orang yang berbeda pendapat. 

Berbeda dengan masa sebelumnya ketika negara menggunakan instrumen hukum untuk menekan lawan politik

"Hari ini fenomena industri digital, penguasa itu tidak seperti dulu. Kalau dulu negara memakai instrumen hukum untuk merepresif atau menekan lawan-lawan politik," kata Noel ditemui di sebua hotel, kawasan Jakarta Pusat, Minggu (4/12/2022). 

"Kalau hari ini mereka pakai kelompok yang punya follower di IG, platform medsos unfuk melakukan bullying orang yang secara pandangan politik beda atau pinya daya kritis," tambahnya.

Baca juga: Kemendikbudristek: Guru Harus Melek Digital untuk Tingkatkan Kualitas Pembelajaran

Hal ini, lanjutnya, membuat masyarakat yang mulanya kritis jadi sedikit berpikir dan malah merendahkan demokrasi. 

Berita Rekomendasi

"Pada akhirnya orang yang hari ini kritis sedikit berpikir untuk melakukan kritik dan ini malah merendahkan demokrasi yang sudah kita sepakati dan iini menjadi ancaman nyata bagi demokrsi kita hari ini," jelasnya. 

Pun Noel tegas meyakini tentu ada orang-orang yang menjadi dalang di balik tindakan tersebut dengan memanfaatkan pihak yang dulunya aktivis atau intelektual yang kini dapat disetir karena kebutuhan pribadinya. 

"Pasti ada, enggak mungkin tidak. Karena gini, yang pernah kita lihat jejak rekamnya aktivis, intelektual, kini keintelektualnya terlacurkan mungkin terlalu lama miskin atau juga mereka problem tidak punya uang," ucap Noel. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas