Bom Bunuh Diri di Bandung, BNPT Sebut Pelaku Bukan Lonewolf, Tapi Bagian Jaringan Teroris
BNPT mengatakan pelaku bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar, Bandung, Jawa Barat bukan lonewolf terrorism atau bergerak sendiri tanpa bantuan kelompok
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengatakan pelaku bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar, Bandung, Jawa Barat bukan lonewolf terrorism atau bergerak sendiri tanpa bantuan kelompok manapun.
Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT, Irjen Ibnu Suhendra menduga pelaku teroris yang teridentifikasi atas nama Agus Sujatno alias Agus Muslim ini bukan pelaku tunggal, melainkan masuk dalam kelompok jaringan teroris.
"Terkait apakah ini peran dilakukan oleh pelaku tunggal, kami menduga bahwa pelaku ini tidak tunggal. Pelaku ini adalah kelompok jaringan teroris," kata Ibnu dalam konferensi pers di Polrestabes Bandung seperti disiarkan langsung Kompas TV, Kamis (8/12/2022).
Agus Muslim sendiri diketahui terafiliasi sebagai anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Jawa Barat.
Ia merupakan eks narapidana terorisme yang divonis 4 tahun penjara pada tahun 2017 dalam kasus bom Cicendo bersama pelaku lain atas nama Yayat Cahdiyat dan kelompoknya.
Agus bebas pada September 2021 dan kembali ke masyarakat dan keluarganya. Namun sifat dan sikap Agus kata BNPT masih keras.
Alhasil dia kembali melakukan aksi teror yakni meledakkan dirinya bersama bom di Polsek Astanaanyar.
Motif dari Agus teridentifikasi berangkat dari kebenciannya terhadap aparat pemerintah dan aparat kepolisian.
Motif ini selaras karena pada tahun 2017, Agus merakit bom dengan sasaran Kelurahan Cicendo yang menunjukkan kebencian kepada aparat pemerintah namun gagal.
Ia kembali melancarkan teror di Polsek Astanaanyar, Bandung yang menunjukkan kebencian terhadap aparat kepolisian.
Baca juga: Kecam Bom Bunuh Diri Polsek Astana Anyar, MUI: Tak Sesuai Ajaran Islam
"Pada saat bom 2017 itu, tersangka ini melakukan perakitan bom dengan sasaran Kelurahan Cicendo. Ini menunjukkan kebencian kepada aparat pemerintah," ujarnya.
"Motif dari pelaku setelah kita identifikasi adalah kebencian terhadap aparat pemerintah dan kebencian terhadap aparat kepolisian," ungkap Ibnu.