Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polisi Stop Penyelidikan Kasus Kematian Satu Keluarga di Kalideres Karena Tak Ada Unsur Pidananya

Polda Metro Jaya menyatakan bahwa fenomena kematian keempat orang dalam satu rumah ini memang cukup unik karena jarang terjadi.

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Polisi Stop Penyelidikan Kasus Kematian Satu Keluarga di Kalideres Karena Tak Ada Unsur Pidananya
Istimewa
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi saat konferensi pers, Jumat (9/12/2022).  

TRIBUNNEWS.COM - Polda Metro Jaya menghentikan penyelidikan kasus kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat.

Pasalnya, kematian satu keluarga ini dipastikan tidak ada unsur pidananya.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Hyadi mengatakan bahwa fenomena kematian keempat orang dalam satu rumah ini memang cukup unik karena jarang terjadi.

"Hasil penyelidikan kami tidak ada peristiwa pidana, maka kasus ini ke depan akan kami hentikan penyelidikannya."

"Kami telah menemukan bahwa kematian yang terjadi di TKP Kalideres ini adalah kematian wajar dalam kondisi yang tidak wajar."

"Jadi ini merupakan fenomena yang cukup unik bagi kami, juga merupakan pengalaman yang sangat berarti dan sangat jarang ditemukan kasus seperti ini."

Baca juga: Kasus Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Terungkap Alasan Petugas Koperasi Tak Berani Melapor

"Oleh karenanya, ke depan kita akan bekerja sama dengan kampus untuk meneliti fenomena ini," kata Hengki dikutip dari Kompas Tv.

Berita Rekomendasi

Penghentian penyelidikan ini dilakukan karena juga didukung dengan hasil pemeriksaan yang tak menunjukan adanya tindak kekerasan.

Asri Megaratri Pralebda, dokter forensik Rumah Sakit Bhayangkara TK I R Said Sukanto mengatakan bahwa hasil pemeriksaan, tak ada unsur keracunan ataupun kelaparan.

Dugaan kelaparan sebelumnya ini terbantahkan karena tim dokter telah menemukan sisa fases yang mengandung karbohidrat.

Adapun keempatnya meninggal dunia karena menderita penyakit.

"Keempat korban meninggal karena riwayat penyakit dengan urutan kematian yang berbeda ."

"Dokter juga memastikan penyebab kematian bukan karena kelaparan. Urutan kematian dari empat jenazah ini yang paling awal adalah Bapak Rudianto, kemudian dilanjutkan dengan Ibu Reni, kemudian Bapak Budianto, dan terakhir adalah Mbak Dian."

Baca juga: Ahli Sosiologi Agama Bantah Ada Paham Apokaliptik di Balik Tewasnya Satu Keluarga di Kalideres

"Dengan jelas dan yakin kami dapat menyatakan bahwa sebab kematian dari bapak Rudianto karena penyakit pada saluran cerna dan untuk Ibu Reni adalah kelainan pada payudara."

"Sedangkan sebab kematian yang pasti dari Pak Budianto adalah serangan jantung yang baru atau akut."

"Untuk sebab kematian dari ibu Dian merupakan gangguan pernafasan yang disertai dengan penyakit pernafasan yang kronis," jelas Asri.

Pada keempat jenazah ini, Asri meyakini tidak menemukan tanda-tanda kekerasan maupun luka-luka pada tempatnya.

"Justru dokter menemukan analisa feses, yaitu ditemukannya karbohidrat dan serat pada analisa proses pada Bapak Budianto dan Mbak Dian itu sudah menyingkirkan asumsi bahwa mereka berdua meninggal karena kelaparan," jelas Asri.

Sebelumnya, misteri kematian satu keluarga di Kalideres ini sempat membuat geger dan bingung masyarakat.

Pasalnya, beberapa kejanggalan terjadi dalam kematian ini.

Adapun kejanggalan ini terlihat pada saat penyidik melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah berpagar besi ini.

Berikut kejanggalan yang terjadi dalam kematian satu keluarga di Kalideres.

Baca juga: Tak Ditemukan Tindak Pidana, Polisi Hentikan Kasus Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres

Buku Agama

Mengutip Kompas Tv, di rumah korban juga sempat ditemukan buku-buku yang membahas tentang agama.

Penyidik pun berupaya mendalami apakah ada suatu paham di buku-buku itu yang berhubungan dengan tragedi kematian ini.

"Di TKP juga ditemukan buku-buku berbagai macam agama, ini penyidik perlu mendalami, apakah ada coretan atau garis bawah kalimat.

"Jika menemukan bacaan yang dapat dijadikan pendukung, maka akan memperkuat (motif kematiannya)," kata Kompolnas, Benny Mamoto.

Pasalnya, muncul dugaan publik bahwa mungkin saja keluarga itu memiliki paham tertentu.

Polisi (kiri) mengevakuasi penemuan mayat satu keluarga terdiri dari empat orang, yakni pasangan suami istri, anak usia 30 tahun dan ipar di rumah Blok AC5 No 7, Perumahan Citra Garden 1 Extension, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022) malam. Kondisi empat mayat satu keluarga itu membusuk dan sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk keperluan autopsi. Penampakan lokasi penemuan empat mayat satu keluarga dalam kondisi membusuk (kanan).
Polisi (kiri) mengevakuasi penemuan mayat satu keluarga terdiri dari empat orang, yakni pasangan suami istri, anak usia 30 tahun dan ipar di rumah Blok AC5 No 7, Perumahan Citra Garden 1 Extension, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022) malam. Kondisi empat mayat satu keluarga itu membusuk dan sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk keperluan autopsi. Penampakan lokasi penemuan empat mayat satu keluarga dalam kondisi membusuk (kanan). (Tribun Jakarta)

Lebih lanjut, hingga kini belum ada yang petunjuk yang kuat untuk meyakinkan hal itu.

Posisi Gembok

Gembok atau kunci rumah pun dalam keadaan terkunci dari dalam rumah.

Tentunya penguasaan kunci itu dari penghuni rumah, yakni keempat orang tersebut.

Baca juga: Kematian Misterius Satu Keluarga di Kalideres, Kriminolog: Mungkin Saja Skenario Pembunuhan

Kondisi Rumah Rapi

Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat, Kompol Haris Kurniawan mengatakan, kondisi di dalam rumah itu dalam keadaan rapi dan tidak acak-acakan.

Hingga saat ini, Haris belum dapat menyimpulkan apakah keempat mayat merupakan korban pembunuhan atau bukan.

"Kondisi di dalam rumah rapi. Keempat jenazah sudah di bawa ke RS Polri Kramat Jati untuk divisum agar diketahui penyebab matinya korban," kata Haris dikutip dari Tribunnews.com.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Hendra Gunawan)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas