Mengenal Prosesi Tumplak Punjen di Acara Ngunduh Mantu Kaesang Pangarep dan Erina Gudono
Berikut penjelasan tentang prosesi Tumplak Punjen di acara Ngunduh Mantu Kaesang Pangarep dan Erina Gudono.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Berikut penjelasan tentang prosesi Tumplak Punjen di acara Ngunduh Mantu Kaesang Pangarep dan Erina Gudono.
Diberitakan Tribunnews sebelumnya, putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep dan Erina Gudono menggelar acara Ngunduh Mantu di Solo, Jawa Tengah, Minggu (11/12/2022), hari ini.
Acara Ngunduh Mantu Kaesang Pangarep dan Erina Gudono tepatnya digelar di dua tempat yaitu Lodji Gandrung dan Pura Mangkunegaran.
Dalam susunan acara ngunduh mantu Kaesang Pangarep dan Erina Gudono terdapat prosesi Tumplak Punjen.
Prosesi Tumplak Punjen diadakan di Lodji Gandrung, Solo, Jawa Tengah pada sekitar pukul 07.40 WIB.
Lalu apa itu prosesi Tumplak Punjen?
Baca juga: Jokowi: Acara Ngunduh Mantu Kaesang-Erina Gudono di Loji Gandrung Sekaligus Rawat Kebudayaan
Penjelasan Prosesi Tumplak Punjen
Mengutip dari TribunJogja, prosesi Tumplak Punjen adalah upacara yang dilakukan oleh orang tua saat menikahkan anak bungsu atau anak yang terakhir.
Upacara Tumplak Punjen merupakan bagian dari prosesi panggih.
Namun upacara Tumplak Punjen terdapat makna yang mendalam.
Tumplak Punjen terdiri dari 2 kata, Tumplak dan Punjen.
Tumplak memiliki arti tumpah.
Maknanya, mengeluarkan semua isi yang ada di dalam wadah.
Sementara punjen memiliki arti dipanggul.
Oleh karena itu, arti dari Tumplak Punjen adalah telah dimantukan (tumplak) semua anak (punjen) dan ini adalah mantu yang terakhir.
Untuk waktu penyelenggaraannya, upacara Tumplak Punjen biasanya diadakan saat setelah prosesi ijab kabul.
Selain itu, upacara Tumplak Punjen juga bisa diadakan setelah resepsi, tepatnya di malam hari.
Makna atau Filosofi Prosesi Tumplak Punjen
Upacara Tumplak Punjen memiliki filosofi yang mendalam.
Tujuan diadakannnya upacara Tumplak Punjen adalah untuk memberitahukan kepada saudara dan kerabat, kedua orang tua pengantin telah selesai melaksanakan tanggung jawabnya sebagai orang tua.
Sementara secara simbolis, prosesi Tumplak Punjen dilaksanakan dengan memberikan atau melemparkan uang sumbangan berupa koin recehan yang terdapat di nampan untuk kedua pengantin.
Maksud dari prosesi ini adalah sebagai lambang agar perekonomian pengantin akan berjalan dengan baik ke depannya.
Sementara filosofinya, karena perkawinan antara barep (anak sulung) bertemu ragil (anak bungsu) dianggap cocok dan ideal sehingga diyakini kehidupan kedua pengantin akan mapan.
Bahan-bahan yang Digunakan di Upacara Tumplak Punjen
Terdapat 7 bahan yang digunakan dalam upacara Tumplak Punjen.
Namun, dari 7 bahan tersebut memiliki makna atau simbol masing-masing.
Di antaranya:
1. Kantong Kecil atau Pundi
Kantong kecil atau pundi melambangkan sandang pangan.
2. Kacang-kacangan
Kacang-kacangan melambangkan kemakmuran atau keberhasilan.
3. Empon-empon atau Bumbu Dapur
Empon-empon atau bumbu dapur memiliki simbol kesehatan.
4. Beras Kuning
Beras kuning memiliki simbol rezeki yang melimpah.
5. Uang Koin
Uang koin ini biasanya disawerkan di atas payung yang di putar.
Uang koin melambangkan rezeki dari Tuhan.
6. Pecut
Pecut memiliki makna menghalau anak-anaknya yang tadinya malas setelah menikah menjadi lebih rajin bekerja dan beribadah.
7. Payung Polos
Payung Polos dilambangkan sebagai pelindung.
Sementara payung yang diputar melambangkan dari bumi yang terus berutar atau roda kehidupan.
(Tribunnews.com/Farrah Putri/Dewi Agustina) (TribunJogja.com/Bunga Kartikasari)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.