Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Erzaldi Rosman Bersama Mahasiswa Dukung Prabowo Subianto Atasi Krisis Pangan Global 

Momentum krisis pangan perlu disikapi semua pihak termasuk mahasiswa dengan memaksimalkan teknologi baik dalam produksi, pemasaran atau pengiriman.

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Erzaldi Rosman Bersama Mahasiswa Dukung Prabowo Subianto Atasi Krisis Pangan Global 
Ist
Erzaldi Rosman. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Modal Indonesia sebagai negara maritim cukup lengkap. 

Karena selain didukung 70 persen wilayah lautan, juga disebabkan letak geostrategis negeri ini yang berada di antara dua benua, yakni Asia dan Australia, serta dua samudra, yakni Hindia dan Pasifik.

Konsekuensinya terkandung kekayaan laut dengan segala potensinya yang melimpah.

Sayangnya segala sumber daya alam laut ini belum dikelola secara optimal.  

 
Di saat yang sama dunia kini sedang rentan dihantam beragam krisis mulai resesi ekonomi, energi, hingga pangan pasca kemarin menghadapi pandemi.

Otomatis momentum untuk memanfaatkan kekayaan laut ini menjadi relevan dalam konteks krisis pangan, agar bangsa kita dapat melewati ujian ini dengan baik bersama bangsa-bangsa lain sebagaimana pernyataan Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto di Forum G20 Global Food Security Forum, di Bali beberapa waktu yang lalu (13/11) soal pentingnya menghasilkan pangan yang mengandung protein dan kalori.

Urgensi atas situasi tadi, ditegaskan kembali oleh Erzaldi Rosman kepada mahasiswa saat menjadi pembicara pada kuliah umum di Gedung Serbaguna (GSG) Institut Agama Islam Negeri Syekh Abdurrahman Siddik (IAIN SAS) Bangka Belitung (Babel) soal Strategi Pemimpin dalam Menjawab Perubahan Zaman 5.0 (12/12), tentang pentingnya sektor maritim dan pertanian 5.0 untuk menjawab tantangan krisis pangan di masa depan.

Berita Rekomendasi

"Saya mengutip apa yang disampaikan Pak Prabowo. Beliau berbicara mengenai food security. Kekayaan maritim Indonesia sangat besar, sangat luas, dan itu bisa menyuplai kebutuhan untuk dunia. Saat itu beliau mendapat tepukan hangat dari peserta seluruh dunia untuk pemaparannya tentang pentingnya diversifikasi pangan untuk mengganti gandum dengan singkong, kemudian meningkatkan hasil pangan protein-kalori, dan kerjasama antar negara-negara untuk mengatasi krisis pangan ini," katanya.

Baca juga: Pembukaan KTT G20 Bali, Jokowi Ingatkan Krisis Pangan dan Energi di Tengah Pandemi Covid-19

 Lalu bagaimana dengan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung? 

Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung periode 2017-2022 itu mengungkapkan Negeri Serumpun Sebalai menjadi salah satu daerah yang memenuhi kualifikasi potensi yang dimaksudkan Menhan Prabowo, karena memiliki luas perairan laut 65.301 kilometer persegi, dan panjang garis pantai 1.200 kilometer persegi, dan potensi perikanan budidaya (yang kaya protein-kalori) yang dapat mendukung program ketahanan pangan, paparnya. 

Di sisi lain, momentum krisis pangan ini perlu disikapi oleh semua pihak termasuk mahasiswa IAIN SAS Babel agar adaptif terhadap zaman dengan tetap selalu menjadi relevan lewat optimalisasi teknologi. Karena ini peluang yang bisa membuka banyak kesempatan agar lapangan pekerjaan semakin luas dan kesejahteraan masyarakat meningkat. Bentuknya dengan memaksimalkan teknologi, baik untuk proses produksi, pemasaran, maupun pengiriman.

"Ilmu agama teruskan, kuatkan, tetapi jangan lupa ilmu agama ini harus didukung lagi dengan ilmu-ilmu lainnya, termasuk dalam rangka digitalisasi ke depan. Nah, ini tantangan. Bagaimana kita mengubah pola pikir masyarakat dalam ruang digitalisasi ini, termasuk harus dimulai dari para mahasiswa," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas