3 Pernyataan Kontroversi Luhut Binsar Pandjaitan, Kritik OTT KPK hingga Wacana Pemilu 2024 Ditunda
Pernyataan Luhut Binsar soal OTT KPK menjadi sorotan. Simak tiga pernyataan kontroversi Luhut berikut ini.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menjadi sorotan setelah mengkritik kegiatan Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menurut Luhut, OTT KPK justru membuat citra Indonesia buruk.
Ia bahkan meminta pada KPK untuk tidak sedikit-sedikit menangkap pihak yang diduga melakukan korupsi.
Kritik Luhut ini pun menuai tanggapan dari sejumlah pihak, seperti Indonesia Corruption Watch (ICW) hingga eks Penyidik KPK, Novel Baswedan.
Peneliti ICW, Kurnia Ramadhana mengatakan, KPK tidak seharusnya diintervensi pihak manapun, termasuk pihak eksekutif.
Bahkan, Kurnia meminta pada Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar memperingatkan Luhut supaya tak mencampuri penegakan hukum.
Baca juga: Respons ICW hingga Novel Baswedan soal Luhut Sebut OTT KPK Buat Negeri Jelek
“OTT tidak boleh dicampuri oleh cabang kekuasaan mana pun."
"Termasuk eksekutif, apalagi Saudara Luhut,” ujar Kurnia dalam keterangan tertulis, Rabu (21/12/2022), dikutip dari Kompas.com.
Sementara itu, Novel Baswedan tak setuju soal pernyataan Luhut yang menyebut OTT KPK memperburuk citra negara.
Jusru, kata Novel, yang membuat citra Indonesia buruk di dunia internasional adalah banyaknya kasus korupsi yang terjadi.
“Kalau dikatakan OTT membuat nama negara jelek, saya kira tidak ya,” ujar Novel Baswedan, Selasa (20/12/2022).
“Apakah masih belum bisa memahami dampak dari korupsi yang begitu besar,” lanjut dia.
Dirangkum Tribunnews.com, inilah tiga pernyataan kontroversial Luhut Binsar Pandjaitan:
1. OTT KPK bikin buruk citra negara
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.