Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

3 Pernyataan Kontroversi Luhut Binsar Pandjaitan, Kritik OTT KPK hingga Wacana Pemilu 2024 Ditunda

Pernyataan Luhut Binsar soal OTT KPK menjadi sorotan. Simak tiga pernyataan kontroversi Luhut berikut ini.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Sri Juliati
zoom-in 3 Pernyataan Kontroversi Luhut Binsar Pandjaitan, Kritik OTT KPK hingga Wacana Pemilu 2024 Ditunda
TRIBUNNEWS.COM/Fauzi Nur Alamsyah
Luhut Binsar Pandjaitan saat nonton bareng film Ngeri Ngeri Sedap di Epicwalk XXI, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (11/6/2022). Pernyataan Luhut Binsar soal OTT KPK menjadi sorotan. Simak tiga pernyataan kontroversi Luhut berikut ini. 

Saat menghadiri acara yang digelar KPK pada Selasa, Luhut menyinggung soal kegiatan OTT yang dinilainya mencoreng citra Indonesia.

Ia lebih percaya digitalisasi pada berbagai sektor lebih efektif dalam memberantas korupsi.

Karena itu, ia merasa transformasi digital perlu dilakukan lebih masif.

"OTT itu kan ndak bagus sebenarnya, buat negeri ini jelek banget," kata Luhut.

"Tapi kalau kita digital live siapa yang mau lawan kita? Jadi KPK pun jangan pula sedikit-sedikit tangkap-tangkap."

"Tapi kalau digitalisasi ini sudah jalan menurut saya tak bisa main-main," imbuhnya.

Baca juga: Pro Kontra Pernyataan Luhut soal OTT KPK Perburuk Citra Negara, Sebut Digitalisasi Sistem Solusi

2. Big Data soal penundaan Pemilu

Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dalan acara peluncuran Electronic Visa on Arrival (e-VOA) di Nusa Dua, Bali pada Kamis (10/11/2022).
Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dalan acara peluncuran Electronic Visa on Arrival (e-VOA) di Nusa Dua, Bali pada Kamis (10/11/2022). (Istimewa)
Berita Rekomendasi

Beberapa waktu lalu, Luhut mengklaim adanya big data yang mendukung penundaan Pemilu 2024.

Hal ini disampaikan Luhut ketika menjadi bintang tamu dalam siniar di kanal YouTube Deddy Corbuzier pada Maret 2022.

Luhut mengatakan, pemerintah memantau percakapan 110 juta orang di media sosial.

Dari data itu, ujarnya, ada sebagian masyarakat yang ingin kondisi sosial politik di Indonesia tenang.

Menurut Luhut, mereka lebih menginginkan kondisi ekonomi ditingkatkan.

"Kalau menengah ke bawah ini, itu pokoknya pengin tenang, pengin bicaranya ekonomi, tidak mau lagi seperti kemarin."

"Kemarin kita kan sakit gigi dengan kampret-lah, cebong-lah, kadrun-lah, itu kan menimbulkan tidak bagus. Masa terus-terusan begitu," tuturnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas