Luhut Sebut OTT KPK Buat Citra Indonesia Tak Bagus, Novel Baswedan hingga Abraham Samad Buka Suara
Anies Baswedan hingga Abraham Samad turut mengomentari pernyataan Luhut yang menyebut OTT KPK membuat citra Indonesia tidak bagus.
Penulis: Rifqah
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Berikut respons dari sejumlah tokoh ternama atas pernyataan Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan yang mengungkapkan Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh KPK malah mencoreng nama baik Indonesia.
Hal ini disampaikan Luhut menanggapi seringnya KPK melakukan OTT.
Menurutnya, OTT yang terlalu sering malah membuat citra Indonesia tidak bagus di mata negara lain.
"Kita tidak usah bicara tinggi-tinggi. OTT-OTT itu kan tidak bagus sebenarnya."
"Buat negeri ini jelek banget," ungkap Luhut, dikutip dari Kompas TV, Selasa (20/12/2022).
Baca juga: Daftar 30 Nama Terjaring OTT KPK Sepanjang 2022, Ada Sahat Tua, Sudrajad Dimyati, hingga Karomani
Pernyataan Luhut tersebut mendapatkan komentar dari beberapa tokoh.
Tokoh yang turut berkomentar terkait pernyataan Luhut di antaranya adalah mantan penyidik KPK, Novel Baswedan hingga mantan Ketua KPK, Abraham Samad.
Dihimpun Tribunnews.com, berikut tanggapan sejumlah tokoh terkait pernyataan Luhut:
1. Novel Baswedan
Mantan Penyidik KPK, Novel Baswedan, mengatakan bahwa OTT yang dilakukan KPK tidak membuat nama Indonesia menjadi jelek.
“Kalau dikatakan OTT membuat nama negara jelek, saya kira tidak ya,” ungkap Novel Baswedan, Selasa (20/12/2022).
“Apakah masih belum bisa memahami dampak dari korupsi yang begitu besar,” imbuhnya.
Novel Baswedan malah menilai bahwa usaha KPK dalam memberantas korupsi sekarang ini dianggap kurang maksimal.
Baca juga: Kaleidoskop 2022: Daftar Hitam Kepala Daerah Terjerat OTT dan Jadi Pesakitan KPK Sepanjang 2022
Hal tersebut, menurut Novel yang membuat citra negara Indonesia di mancanegara terkesan kurang positif.
Diikuti dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih, sehingga masyarakat di kancah internasional pun dapat mengakses dengan mudah mengenai informasi korupsi di suatu negara.
“Saya mengetahui hal tersebut karena ketika Ketua IM57 diundang hadir pada acara anti korupsi di Malaysia yang dihadiri lebih dari 14 negara.
"Mereka menyayangkan kondisi pemberantasan korupsi di Indonesia yang melemah,” ungkap Novel.
2. Mardani Ali Sera
Anggota Komisi II DPR Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera mengatakan bahwa seharusnya Luhut mendukung penuh aksi pemberantasan korupsi, supaya pelaku tindak pidana korupsi mempunyai rasa takut.
Mardani menganggap pernyataan Luhut tersebut tidak tepat.
"Ini pernyataan yang aneh. Mestinya aksi berantas korupsi didukung."
Baca juga: Pro Kontra Pernyataan Luhut soal OTT KPK Perburuk Citra Negara, Sebut Digitalisasi Sistem Solusi
"OTT bagus untuk membuat pelaku korupsi jadi takut," ungkap Mardani, Selasa (20/12/2022).
Lantaran hal tersebut, Mardani meminta Luhut untuk menjelaskan pernyataannya agar tidak terkesan melemahkan upaya pemberantasan korupsi.
"Pak LBP perlu menjelaskan maksudnya, jangan justru terkesan melemahkan aksi pemberantasan korupsi," ujar Mardani.
3. Abraham Samad
Mantan Ketua KPK, Abraham Samad berpendapat bahwa OTT yang dilakukan oleh KPK merupakan hal yang wajar.
Menurutnya, tindakan OTT yang dilakukan KPK merupakan bagian dari usaha law enforcement atau penegakan hukum.
Hal ini sesuai dengan tugas, pokok, dan fungsi atau tupoksi dari KPK itu sendiri.
"Jadi tetap dalam konteks law enforcement itu dibolehkan," ungkap Abraham, Selasa (20/12/2022).
Abraham berpendapat, bahwa tindakan OTT tersebut bisa dikritik apabila disalahgunakan untuk kepentingan lain.
"Itu mungkin yang jadi problem," ungkap Abraham.
Maka dari itu, Abraham beranggapan tidak ada yang salah dari OTT yang dilakukan oleh KPK.
Pasalnya, tindakan tersebut masih menjadi bagian dari law enforcement.
"Kalau tetap dalam kerangka law enforcement yang dilakukan KPK sebagai lembaga penegakan hukum dalam pemberantasan, no problem menurut saya," ungkap Abraham.
(Tribunnews.com/Rifqah/Naufal Lanten/Fersianus Waku/Ahri Fadilla) (Kompas.tv/Teho Reza)