Pimpinan MPR: Gagasan Besar Ratu Kalinyamat Bagian dari Memori Kolektif Bangsa
Ratu Kalinyamat dari Jepara dengan pikiran-pikiran besar yang digagasnya mampu mempertahankan nusantara dari ancaman penjajah.
Editor: Hasanudin Aco
Pakar Sejarah dari Universitas Negeri Malang, Daya Negri Wijaya menyayangkan dalam historiografi nasional Ratu Kalinyamat tidak banyak dibahas. Literasi terkait perjuangan Ratu Kalinyamat pun, ujarnya, tidak banyak dijumpai.
Padahal, tambah Daya, historiografi Portugis sering menyebut Rainha de Jepara sebagai momok yang mengancam eksistensi Malaka yang ketika itu dikuasai Portugis.
Serangan Jepara ke Malaka, ujarnya, meninggalkan banyak bukti catatan dari Portugis terkait aliansi Jawa-Melayu yang menghambat Portugis.
Ratu Kalinyamat, menurut Daya, memiliki visi global untuk mewujudkan kesejahteraan bersama. Tentu saja, tambahnya, perjuangan Ratu Kalinyamat itu menginspirasi kita sebagai bangsa yang berdaulat.
Sejarawan Universitas Diponegoro, Alamsyah berpendapat arsip merupakan rekaman peristiwa atau kejadian yang diciptakan atau diterima lembaga negara.
Sehingga, tambah Alamsyah, posisi arsip penting dan menjadi yang utama agar perjuangan Ratu Kalinyamat menjadi memori kolektif bangsa.
Diakui Alamsyah lewat sumber-sumber tradisional yang kita miliki, mampu memaknai sepak terjang Ratu Kalinyamat di masanya.
Penguatan sumber-sumber primer, ujarnya, masih diperlukan dalam rangka mengakselerasi agar perjuangan Ratu dari Jepara itu menjadi memori kolektif setiap anak bangsa.
Ahli Bahasa Cina Universitas Indonesia, Nita Madona Sulanti berpendapat, kurangnya tradisi mencatat di masa lalu dampaknya tidak hanya terhadap bukti-bukti perjuangan Ratu Kalinyamat saja, tetapi juga berdampak pada banyak bukti sejarah di nusantara.
Budaya nusantara, menurut Nita, bahkan banyak tercatat di ensiklopedia Tiongkok seperti Kerajaan Sriwijaya, Majapahit, Demak dan Jepara.
Dengan usaha arsip nasional dalam membangun memori kolektif bangsa, Nita berpendapat hal itu merupakan langkah yang bagus untuk menanamkan nilai-nilai luhur bangsa kepada setiap warga negara.
Jurnalis senior Saur Hutabarat berpendapat untuk menjadikan perjuangan Ratu Kalinyamat sebagai memori kolektif bangsa perlu berbagai upaya untuk mewujudkannya.
Dengan lebih banyak bukti sejarah tentang Ratu Kalinyamat yang tercatat dalam historiografi Portugis, ujar Saur, apakah itu berarti Ratu dari Jepara itu menjadi memori kolektif bangsa Portugis. "Kiranya tidak demikian. Sang Ratu tetaplah merupakan memori kolektif bangsa Indonesia," tambahnya.
Dalam proses pengumpulan bukti-bukti sejarah untuk melengkapi memori kolektif bangsa, Saur berharap, akan terjadi perdebatan yang menarik.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.