Soroti Kompeksitas Masalah Bangsa, Komra: Tata Kelola Negara Menjauh dari Cita-cita Proklamasi
Ketua Umum Korps Muda Kerakyatan (KOMRA) Arvindo Noviar, menyoroti perjalanan demokrasi Indonesia, utamanya pascareformasi yang dinilainya liberal.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Korps Muda Kerakyatan (KOMRA) Arvindo Noviar, menyoroti perjalanan demokrasi Indonesia, utamanya pascareformasi yang dinilainya makin liberal.
Menurutnya, kompleksitas akut bangsa hari ini menjadi tanggung jawab para pemuda 1998 (generasi X), atau mereka yang berjibaku merevolusi rezim Orde Baru.
"Pemuda progresif revolusioner itu terjebak euforia semu sehingga tanpa sadar energi revolusi yang meledak-ledak itu dibajak oleh para bablasan orde baru yang kemudian memplesetkan gerakan progresif revolusioner itu menjadi reformasi," katanya dalam keterangan yang diterima, Kamis (22/12/2022).
Arvindo mencontohkan, bagaimana tata kelola negara hari ini yang makin menjauh dari cita-cita proklamasi.
Apalagi, lanjut dia, demokrasi menjelma menjadi plutokrasi.
"Kepemimpinan nasional hari ini diisi oleh para pedagang. Oligarki yang dahulu hanya bersembunyi dibalik layar kini secara terang-terangan terjun langsung menjadi para pelaku politik guna menyandera kekuasaan," ucapnya.
Namun di sisi lain, menurutnya masih ada beberapa nama yang bisa ditagih pertanggung-jawabannya.
Nama tersebut diantaranya Budiman Sudjatmiko, Fahri Hamzah, Anas Urbaningrum dan beberapa nama lagi.
"Wahai Budiman Sudjatmiko, Fahri Hamzah, Anas Urbaningrum atau siapapun generasi X yang ikut menggulirkan 1998, jika ternyata hari ini api perjuangan kalian telah redup karena tergerus usia sehingga terninabobokan zaman dan berubah menjadi manusia-manusia kompromis-reformis," ucapnya.
Baca juga: Bamsoet Beri Sinyal Pemilu 2024 Ditunda, Fraksi Demokrat: Khianati Reformasi, Hentikan Rencana Jahat
"Maka, jika pada saatnya kekuasaan jatuh pada kami kaum milenial dan Gen Z kelak, jangan salahkan kami jika kami akan kembali mengaktifkan pulau buru dan mengantarkan kalian serta para reformis bablasan orde baru ke sana sebagai destinasi wisata terakhir kalian," tandasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.