Djarot Curhat Alami Politik Identitas di Pilgub DKI 2017, Ajak Masyarakat Tebar Toleransi
Djarot mengatakan kala itu dirinya mengalami politik identitas dari kubu lawannya.
Penulis: Naufal Lanten
Editor: Malvyandie Haryadi
![Djarot Curhat Alami Politik Identitas di Pilgub DKI 2017, Ajak Masyarakat Tebar Toleransi](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ketua-dp-pdip-djarot.jpg)
Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat menceritakan pengalamannya mengikuti kontestasi Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta pada 2017 silam.
Hal itu dikatakannya saat ditemui di sela-sela diskusi publik ‘Bahaya dan Antisipasi Menghadapi Politik Identitas Jelang Pemilu 2024, di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (23/12/2022).
Dia mengatakan kala itu dirinya mengalami politik identitas dari kubu lawannya.
“Seperti di DKI, mungkin tidak ya, tetapi timnya di bawah, warga masyarakat. Ini tugas kita pemimpin bangsa, para calon siapapun itu, untuk bisa membangun kesadaran, menguatkan kepribadian, menanamkan cinta kasih, toleransi satu sama lain,” kata Djarot.
“Tidak membiarkan apabila tim-timnya itu, siapapun itu, kemudian melakukan penistaan, penghinaan sampai dengan persekusi, yang maaf ya, saya pernah alami itu di Jakarta," lanjut dia.
Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi DPP PDIP ini menilai tidak masalah jika seseorang tidak ingin memilih orang tersebut untuk menang dalam suatu pemilu.
Namun Djarot menekankan agar tidak menggunakan politik identitas untuk membuat seseorang dibenci.
"Boleh orang tidak memilih, tapi jangan ya kemudian dengan cara membenci, kemudian memfitnah, menakut nakuti, berjualan ayat. Jangan. Itu tidak baik untuk bangsa ini," ujarnya.
Baca juga: Bicara Reshuffle Kabinet Jokowi, Djarot Singgung Evaluasi Kinerja Menteri
"Oleh sebab itu politisasi identitas harus dihindari dalam politik yang demokratis, maka tugas kita adalah membangun demokrasi kita yang lebih substansial," imbuhnya.
Anggota Komisi IV DPR RI ini pun menegaskan bahwa politik identitas merpuakan hal yang tidak baik dan sudah sepaptutnya dihindari dalam kontestasi Pemilu.
"Bangsa kita ini kan dilahirkan sebagai bangsa yang majemuk, yang masing-masing mempunyai identitas, yang masing-masing mempunyai perbedaan. Nah politik identitas itu jahat karena akan mengeksploitir identitas masing-masing, guna apa, untuk membenci, untuk merenggangkan, guna untuk mencaci identitas yang berbeda," kata Djarot.
"Masing-masing punya identitas, marilah kita hindari itu. Justru dengan identitas kita masing-masing berbeda-beda ini, justru kita diminta untuk membangun budaya politik yang berkeadaban, yang harga menghargai, hormat menghormati satu sama lain," ujarnya menambahkan.