Menlu Retno Marsudi Tegaskan ASEAN Tidak Boleh Didikte Junta Militer Myanmar
Bertemu Melu Malaysia, Menlu Retno Marsudi menegaskan ASEAN tidak boleh didikte Junta Militer di Myanmar.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ASEAN dan isu Myanmar turut menjadi pembahasan dalam pertemuan bilateral antara Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi dengan Menlu Malaysia, Zambry Abdul Kadir di kantor Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Kamis (29/12/2022).
Retno menegaskan ASEAN tidak boleh didikte Junta Militer di Myanmar.
Implementasi 5 Points of Consensus atau 5PC harus menjadi satu-satunya rujukan keterlibatan ASEAN dengan junta militer di Myanmar.
"Dalam mekanisme ASEAN, hanya dikenal satu track dalam engagement dengan Myanmar, yaitu dengan rujukan utama implementasi 5PC dan tidak ada track lainnya," ujar Retno.
Retno mengatakan Indonesia menyambut baik Resolusi Dewan Keamanan PBB 2669 mengenai "Situasi di Myanmar" yang diadopsi pada 21 Desember yang mendukung upaya ASEAN dalam mengatasi situasi di Myanmar.
Baca juga: PBB Tunda Pemilihan Duta Myanmar di PBB, Khawatir soal Kedekatan Rusia dan Junta Militer Myanmar
Kepada Menlu Malaysia, Retno juga menyampaikan prioritas Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun depan yang ingin menjadikan ASEAN sebagai motor perdamaian dan stabilitas, serta menjadikan ASEAN tetap penting dan relevan.
Selain itu, Indonesia juga ingin menjadikan Asia Tenggara sebagai episentrum pertumbuhan ekonomi.
"Saya sangat mengapresiasi dukungan Malaysia terhadap keketuaan Indonesia di ASEAN tahun depan," ujarnya.
Baca juga: Jokowi Serukan Setop Kekerasan di Myanmar dalam KTT ASEAN
Retno mengatakan Indonesia dan Malaysia akan bekerja sama untuk memastikan bahwa situasi di Myanmar tidak akan menghambat agenda pembangunan masyarakat di ASEAN.
"Dan ASEAN akan selalu bersama rakyat Myanmar," katanya.