Akademisi Nilai Program Jokowi Berhasil Atasi Krisis Air Bersih di Indonesia Timur
Presiden Joko Widodo dinilai berhasil mengatasi krisis air bersih di wilayah Indonesia Timur.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo dinilai berhasil mengatasi krisis air bersih di wilayah Indonesia Timur.
Melalui program dana desa, Jokowi sukses memastikan kelangkaan air bersih yang sebelumnya banyak dialami masyarakat di bagian timur Indonesia dapat teratasi.
Akademisi Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Dr Apriana Fanggidae menuturkan banyak desa-desa di wilayahnya yang memanfaatkan anggaran dana desa untuk mencukupi ketersediaan air bersih.
Hal tersebut sangat membantu masyarakat.
“Kita di Kabupaten Kupang, banyak desa-desa yang memanfaatkan dana desa untuk mendorong ketersediaan air bersih. Ini terjadi karena pemerintah pusat dan desa mengelola dengan baik. Sehingga masyarakat sangat mendukung program yang dijalankan oleh Pak Jokowi ini,” ujar Apriana dalam keterangannya, Rabu (4/12/2022).
Lebih lanjut Apriana melihat Jokowi menjalankan program dana desa dengan sangat optimal.
Menurutnya sangat nampak kemajuan di desa-desa sejak Jokowi memimpin.
Apriana menuturkan masing-masing desa diberikan keputusan untuk mengelola anggaran dana desa sesuai kebutuhan.
Selain ketersediaan air bersih seperti di wilayah Apriana, dana desa juga dimanfaatkan untuk membangun berbagai infrastruktur seperti jalan, jembatan hingga sarana dan prasarana untuk masyarakat.
“Tentu program dana desa mendorong banyak kemajuan. Misalnya akses jalan, akses transportasi, kemudian ada rumah-rumah warga yang masih gubuk itu diperbaiki,” pungkasnya.
Sederet pembangunan berhasil direalisasikan Jokowi melalui program dana desa.
Baca juga: Dirut PAM Jaya: Penyaluran Air Bersih di DKI Jakarta Saat Ini Baru 66 Persen
Seperti pasar rakyat, irigasi, air bersih, posyandu, polisdes, embung, paud, dan fasilitas olahraga.
Sejak periode pertamanya hingga saat ini, Jokowi telah merealisasikan anggaran dana desa sebesar Rp 486,6 triliun.