Pesan PDIP ke Jokowi: Reshuffle Kabinet Harus Dilakukan dengan Pertimbangan Matang
Hasto Kristiyanto berbicara soal wacana kocok ulang kabinet atau reshuffle oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Penulis: Naufal Lanten
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto berbicara soal wacana kocok ulang kabinet atau reshuffle oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
PDIP, kata Hasto, telah memberi masukan kepada Jokowi untuk dijadikan sebagai pertimbangan untuk mengambil keputusan.
“Reshuffle tentu saja harus dilakukan dengan pertimbangan yang matang dengan memperhatikan efektifitas Kabinet Indonesia Maju juga mendorong peningkatan legasi dari Presiden Jokowi,” kata Hasto dalam acara Makan Bareng 10.000 Warga DKI Jakarta yang digelar oleh DPD PDIP DKI Jakarta di Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, Minggu (8/1/2023).
“Sehingga kami sudah memberikan pandangan-pandangannya dan hibah Pak Jokowi nantinya untuk menganbil keputusan,” ujarnya menambahkan.
Baca juga: Respons Johnny G Plate Soal Isu Reshuffle Menyasar Menteri Partai Nasdem
Di sisi lain, ia mengatakan bahwa tak menutup kemungkinan bila terjadi reshuffle maka kursi yang kosong akan diisi oleh politisi PDIP.
“Ya, mungkin. Karena kita lihat Pak Jokowi menegaskan tantangan kita tidak ringan dan kemudian menteri harus berkonsentrasi penuh pada tugas-tugasnya,” ucap Hasto.
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat berharap agar dua menteri dari Partai NasDem segera mengundurkan diri dari Kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Djarot meminta agar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), dievaluasi.
Ia juga mengkritisi langkah Partai NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) 2024.
"Satu kinerjanya, dua termasuk partainya. Kalau memang gentle betul sudah seperti itu, akan lebih baik untuk menteri-menterinya lebih baik mengundurkan diri," kata Djarot di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (3/1/2023).
Djarot menilai dua menteri dari Partai NasDem tersebut rupanya tidak cocok dengan kebijakan Presiden Jokowi.
"Sebab, rupanya mungkin agak tidak cocok dengan kebijakan Pak Jokowi termasuk yang disampaikan adalah sosok antitesis Pak Jokowi," ujarnya.
Sekjen NasDem Johnny G Plate Buka Suara
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.