Menlu Retno Ingatkan Tantangan Global 2023 Semakin Berat Akibat Resesi dan Situasi Geopolitik
Setidaknya 50 juta orang akan mengawali tahun 2023 diambang famine atau kelaparan, menurut Badan Pangan Dunia atau WFP.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi mengatakan tantangan global di tahun 2023 akan semakin berat dengan adanya ketidakpastian global dan situasi geopolitik yang sangat dinamis.
Hal ini disampaikan Menlu Retno Marsudi pada Pernyataan Pers Tahunan Menlu (PPTM) 2023 di Jakarta, Rabu (11/1/2022).
Menlu RI mengatakan rivalitas antara kekuatan besar juga masih terus menanjak.
Baca juga: 22 Pegiat Perlindungan WNI Terima HWPA 2022 Dari Menlu RI
Bahkan International Monetary Fund (IMF) memprediksi perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia, dari 3,2 persen pada tahun 2022 menjadi 2,7% di tahun 2023.
"Managing Director IMF menyampaikan pandangan, 1/3 ekonomi dunia diprediksi akan mengalami resesi pada tahun ini. Bahkan di negara yang tidak mengalami resesi, ratusan juta penduduknya akan merasa ada dalam resesi," kata Retno.
Setidaknya 50 juta orang akan mengawali tahun 2023 diambang famine atau kelaparan, menurut Badan Pangan Dunia atau WFP.
GCRG PBB memperingatkan bahwa krisis akses pangan yang dihadapi hari Ini bisa menjadi krisis ketersediaan pangan di tahun 2023.
Apalagi jika krisis pupuk di tingkat global terus berlanjut dan isu perubahan iklim tidak segera ditangani.
Namun, Indonesia optimis dapat menjalankan keketuaan di ASEAN dengan baik di tengah tantangan dunia yang semakin sulit.
Dengan semangat tersebut tema Keketuaan ASEAN tahun 2023 adalah 'ASEAN Matters: Epicentrum of Growth'.
Baca juga: Profil Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri RI yang Beri Doa Restu di Prosesi Siraman Kaesang
With ASEAN Matters Indonesia bertekad menjadikan ASEAN penting dan relevan bagi masyarakat ASEAN dan sekitarnya.
"Indonesia ingin melihat ASEAN yang tangguh dan menjadi barometer kerja sama yang akan berkontribusi pada perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan dan dunia."