Soal Alasan Putri Candrawathi Tak Lakukan Visum, Kuasa Hukum Brigadir J: Tidak Relevan
Kuasa hukum Brigadir J, Martin Lukas Simanjuntak, menanggapi soal alasan Putri Candrawathi tak mau visum seusai peristiwa pelecehan terjadi.
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Kuasa hukum Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Martin Lukas Simanjuntak, menilai alasan Putri Candrawathi tidak melakukan visum dinilai tak relevan.
Terdakwa Putri Candrawathi mengaku bahwa dirinya tidak melakukan visum karena takut dengan Ferdy Sambo.
Ia mengaku malu dan khawatir tidak dicintai lagi oleh Ferdy Sambo setelah pelecehan yang dialaminya di Magelang itu terjadi.
"Tidak ada bedanya menginformasikan diperkosa dengan tidak visum dengan daya tarik atau rasa cinta suami," kata Martin, Rabu (11/1/2023) dikutip dari youTube TvOneNews.
Menurutnya, jika sudah menceritakan mengenai peristiwa pelecehan yang dialaminya maka seharusnya Putri membuktikannya dengan visum.
Martin menilai, alasan Putri dinilai tak masuk akal dan tak relevan.
Baca juga: LPSK Bantah Tanya ke Putri Candrawathi soal Dugaan Perselingkuhan dengan Brigadir J
Menurutnya, tak mungkin seorang suami hilang daya tarik dan rasa cintanya karena seorang istri mengalami pelecehan dan ingin membuktikannya.
Terlebih Ferdy Sambo pernah menyampaikan Putri Candrawathi adalah cinta pertamanya sejak Sekolah Menengah Pertama (SMP).
"Kalau sudah menyampaikan diperkosa ya sekalian saja visum, jadi tidak ada hubungannya tidak visum itu supaya suami tetap cinta, menurut saya tidak relevan," ucap Martin.
Sementara itu menurut Martin, Ferdy Sambo sebenarnya yakin bahwa peristiwa pelecehan terhadap istrinya di Magelang itu tak terjadi.
Hal tersebut, kata Martin, berdasarkan berita acara interogasi yang dilakukan Biro Paminal Div Propam Polri.
"Lalu menurut saya Ferdy Sambo itu dalam BAP yang dari Divpropam itu mengatakan bahwa peristiwa di Magelang itu halusinasi."
"Dari secara alam bawah sadar pada saat disampaikan, menurut analisis saya, Ferdy Sambo yakin sekali peristiwa di Magelang itu tidak terjadi, yang dinilai itu hanya ekspresi istrinya dan dia tidak bisa pastikan. Oleh karena itu dia menghabisi almarhum di Duren Tiga," kata Martin.
Menurutnya, Ferdy Sambo marah dan akhirnya membunuh Brigadir J bukan karena yakin ada peristiwa pelecehan, melainkan merasa iba pada istrinya.