Sosok Yulce Wenda, Istri Gubernur Papua Lukas Enembe yang Dicegah KPK Bepergian ke Luar Negeri
Yulce Wenda, istri dari Gubernur Papua Lukas Enembe, menjadi satu orang yang turut dicegah KPK bepergian ke luar negeri. Berikut sosoknya.
Editor: Adi Suhendi
"Saya bersekolah di SD YPK Farolo Anggruk dan tinggal bersama keluarga Linggeramban Kogoya," paparnya.
Kata Yulce, Sekolah SD YPK Farolo Anggruk berbeda dengan sekolah sebelumnya.
"Jumlah gurunya pun lebih banyak dari sekolah saya sebelumnya. Dan akhirnya Saya menamatkan pendidikan sekolah dasar dan memperoleh ijazah SD di Anggruk," kata Yulce.
Melanjutkan Studi Ke Jayapura
Setelah menyelesaikan studi Sekolah Dasar (SD) di Yahukimo, Yulce hijrah ke Jayapura.
"Saya meneruskan sekolah ke Abepura, Jayapura, tepatnya di SMP YPK Sion Padang Bulan, pada tahun 1986,".
"Sewaktu saya masih menetap di ibu kota provinsi Papua tersebut, mama saya meninggal dunia di Panggema, sedih sekali perasaan saya waktu itu," ujarnya.
Namun, kata Yulce, ia harus tetap tegar dan menempuh pendidikan dengan baik demi masa depan.
Di Jayapura, Yulce Wenda tinggal di asrama Pusat Pembinaan dan Pengembangan Wanita (P3W) Gereja Kristen Injili.
P3W adalah tempat pelatihan.
"Saya dan teman-teman pun ikut pelatihan sosial pada pagi hari dan sekolah pada siang harinya. Saya juga punya mama angkat di Jayapura, beliau biasa saya panggil dengan nama Mama Werimon," jelasnya.
Menurut Yulce, selama di Jayapura ia mempunyai sahabat dekat selama menjalani masa remaja.
"Lefina Noriwari, sobat karib di asrama yang juga kawan akrab saya di sekolah. Lefina Noriwari adalah sosok teman yang sangat baik terhadap saya. la sangat pengertian dan menjadi sahabat sejati saya saat kami tinggal bersama di asrama," ujar Yulce.
Lebih lanjut, kata Yulce, setelah lulus dari SMP YPK Sion pada tahun 1989, ia melanjutkan studi ke Sekolah Menengah Kejuruan Kesehatan (SMKK) juga di Jayapura.
Hingga tahun 1992 yaitu saat duduk di bangku kelas tiga SMKK.
"Saya sudah mengikuti dan menyelesaikan tugastugas sekolah dan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dengan baik,".
"Hanya saja, karena suatu alasan yang akan saya ungkapkan nanti, saya tidak dapat mengikuti ujian akhir, padahal tinggal satu minggu."
"Saya tidak ikut ujian akhir di SMKK, namun Tuhan rupanya telah menyiapkan jalan lain yang lebih baik untuk saya," tandasnya. (Tribunnews.com/ ilham/ tribunpapua.com/ Hendrik Rikarsyo Rewapatara)