Hasto Sebut Indonesia Butuh Kepemimpinan Intelektual, Ini Artinya
Hasto tiba lebih dahulu di area kantor dan pabrik di Cikampek disambut oleh jajaran petinggi Pupuk Kujang.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, CIKAMPEK - Doktor Ilmu Pertahanan Hasto Kristiyanto menyatakan Indonesia membutuhkan kepemimpinan intelektual sebagai pemimpin bangsa di masa depan.
Indonesia butuh pemimpin yang menyadari bahwa ketertinggalan Indonesia selama ini di berbagai aspek salah satunya adalah akibat adanya gap penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Hal itu diungkap Hasto ketika berbicara di hadapan mahasiswa Universitas Pertahanan (Unhan) RI yang melakukan kunjungan lapangan ke pabrik petrokimia milik negara, PT Pupuk Kujang, di Cikampek, Jawa Barat, pada Rabu (18/1/2023).
“Kepemimpinan intelektual itu artinya bisa membaca arah ke depan berbasis pada ilmu pengetahuan. Dengan membaca buku dan berdiskusi, kita tahu arah masa depan dan kita bisa tentukan migrasi terpendek mencapai masa depan itu,” kata Hasto yang saat ini tercatat sebagai dosen pengajar di Unhan.
Baca juga: Pererat Kerja Sama Biodefense, Laboratorium Farmasi Militer Unhan RI Terima Kunjungan US DTRA
Hasto mengatakan para mahasiswa Unhan itu, bersama puluhan juta anak muda Indonesia lainnya adalah merupakan calon pemimpin bangsa di masa depan.
Maka kemampuan mereka harus diasah dan disiapkan sejak dini.
Tujuannya, agar mahasiswa dan anak muda membangun kepemimpinan intelektual.
Kepemimpinan intelektual itu penting demi membawa Indonesia menjadi bangsa hebat dan berdikari.
Untuk dipahami, lanjut Hasto, pertahanan sebuah bangsa itu bukan hanya bersifat militer, namun juga non militer.
Sehingga kepemimpinan harus dibangun di berbagai bidang kehidupan.
“Maka kepemimpinan kita harus di segala bidang, dan hanya bisa kita lakukan jika kita menguasai ilmu-ilmu dasar, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta riset. Tak ada negara yang besar tanpa penguasaan ilmu-ilmu dasar,” ungkap Hasto.
“Negara kita ini kaya akan sumber daya. Tapi ketika ada gap penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kita seringkali tertinggal dalam banyak aspek,” tambahnya.
Dalam konteks itu pula para mahasiswa Unhan dan anak-anak muda Indonesia harus menggali ilmu sekuatnya. Sehingga akhirnya memiliki ide untuk masa depannya dan masa depan bangsa-negara.
“Hidup tanpa ide bagi masa depan, sama saja melangkah tanpa arah. Tak tahu bergerak kemana. Ide dan imajinasi itu diawali dengan suatu tradisi membaca buku, dengan kepemimpinan intelektual. Itu sudah dibuktikan para pendiri bangsa kita,” ujar Hasto.