Tahun 2023 Masih Berjalan 18 Hari, Kepala BNPB Sebut Bencana di Indonesia Sudah 81 Kali
Letjen TNI Suharyanto mengungkap jumlah bencana di Indonesia pada 2023 tercatat sudah mencapai 81 kali, padahal tahun 2023 baru berjalan 18 hari.
Penulis: Reza Deni
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengungkap jumlah bencana di Indonesia pada 2023 tercatat sudah mencapai 81 kali, padahal tahun 2023 baru berjalan 18 hari.
"Atau dengan kata lain, memang setiap hari di negara kita ini terjadi bencana 4 sampai 5 kali bencana," kata Suharyanto dalam rapat dengan Komisi VIII DPR RI, Rabu (18/1/2023).
Suharyanto menuturkan, bencana yang menonjol selama Januari ini adalah hidro meteorologi basah.
Dia merinci bencana tersebut didominasi oleh cuaca ekstrem, banjir, dan tanah longsor.
"Cuaca ekstrem 37 kali, banjir 19 kali, tanah longsor 13 kali," imbuh Suharyanto.
Untuk bencana banjir, Suharyanto mencatat wilayah terbanyak terjadi di Provinsi Jawa Tengah.
Kemudian, hampir seluruh kabupaten kota di Jawa Tengah mengalami banjir pada saat awal-awal tahun.
"Kemudian Sulawesi Selatan, itu 20 kabupaten kota juga banjir dan masih banyak di tempat-tempat lainnya," ucap dia.
Sementara itu, BNPB juga mencatat jumlah total bencana sepanjang 2022 mencapai 3.542
Apabila dibandingkan, jumlah tersebut menurun dari segi kuantitas daripada tahun 2021.
"Sebagai informasi saja, di tahun 2021, jumlah bencananya di atas 5.000 kali bencana," jelas Suharyanto.
Akan tetapi, dampak yang dihasilkan dari bencana pada 2022 lebih besar dibandingkan 2021.
Sebagai contoh, dia memaparkan dampak bencana alam periode 1 Januari hingga 31 Desember 2022. Tercatat sebanyak 857 korban meninggal dunia, 46 hilang, 8.726 luka luka.
Dampak kerusakan bencana alam tahun 2022 yaitu total rumah rusak 95.324. Sementara itu, fasilitas yang rusak akibat bencana di tahun 2022 sebanyak 1.980.
"Apalagi bapak Ketua tadi menyampaikan di akhir tahun kemarin, juga terjadi bencana cukup besar yaitu gempa bumi Cianjur," ujar dia.
Baca juga: Daftar Bencana Udara yang Melanda Nepal Sejak 2010 hingga 2023
"Meskipun kekuatannya 5,6 skala richter, tetapi karena kedalamannya cukup dangkal, 10 kilometer dan berada di darat sehingga dampak yang terjadi juga cukup signifikan," tandas Suharyanto.