Bacakan Pleidoi, Ferdy Sambo Tak Akui Beri Perintah Menembak Brigadir J Kepada Bharada E
Ferdy Sambo mengakui adanya penembakan terhadap ajudannya, Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Penulis: Ashri Fadilla
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ferdy Sambo mengakui adanya penembakan terhadap ajudannya, Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Penembakan itu dilakukan oleh ajudannya yang lain, Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E.
Pengakuan itu dilayangkannya dalam sidang agenda pembacaan pleidoi atau nota pembelaan pada Selasa (24/1/2023).
Namun, dirinya masih tak mengakui memberi perintah kepada Richard untuk menembak Yosua.
Dalam pleidoinya, Ferdy Sambo masih bersikukuh pada ucapan "hajar" yang diserukannya kepada Richard.
"Seketika itu juga terlontar dari mulut saya 'Hajar Chad! Kamu hajar Chad!'” kata Sambo menjelaskan kepada Majelis Hakim.
Menurut Ferdy Sambo, perintah hajar itu kemudian diartikan lain oleh Richard.
"Richard lantas mengokang senjatanya dan menembak beberapa kali
kearah Yosua," ujarnya.
Peluru dari senjata Richard pun kemudian menembus tubuh Yosua dan membuatnya terjatuh.
Peristiwa itu disebut Sambo berlalu dengan cepat.
Dia pun tersadar dan lantas menghentikan Richard.
"'Stop! Berhenti!' Saya sempat mengucapkannya berupaya menghentikan tembakan Richard dan sontak menyadarkan saya bahwa telah terjadi penembakan oleh Richard Eliezer yang dapat mengakibatkan matinya Yosua," kata Sambo.
Kemudian dia segera keluar mencari ajudannya yang lain, Prayogi untuk memanggil ambulans.
Setelahnya, dia memutuskan untuk mengatasi keadaan dengan melindungi Richard.
"Saya begitu panik, namun harus segera memutuskan apa yang mesti dilakukan
untuk mengatasi keadaan tersebut terutama untuk melindungi Richard Eliezer pasca terjadinya peristiwa penembakan."
Pembelaan Ferdy Sambo ini diketahui berbeda dengan keterangan Bharada E.
Dalam persidangan pada Rabu (7/12/2022), Richard menegaskan bahwa Ferdy Sambo dengan keras memerintahkan untuk menembak.
“Karena yang sebenarnya kan beliau mengatakan kepada saya dengan keras, teriak juga, dia mengatakan kepada saya untuk 'woy kau tembak, kau tembak cepat. Cepat kau tembak," kata Eliezer meniru perintah Sambo.
Baca juga: Ferdy Sambo Setelah Istrinya Mengaku Dilecehkan Brigadir J: Darah Saya Mendidih Membayangkan Itu
Dalam perkara ini, Ferdy Sambo pun telah dituntut penjara seumur hidup oleh jaksa penuntut umum (JPU).
"Mohon agar majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Menjatuhkan pidana penjara terhadap terdakwa Ferdy Sambo seumur hidup," kata jaksa Rudi Irmawan dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan pada Selasa (17/1/2023).
Jaksa menyatakan, perbuatan terdakwa Ferdy Sambo terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana turut serta merampas nyawa seseorang dengan perencanaan terlebih dahulu sebagaimana yang didakwakan.
Dalam tuntutannya jaksa menyatakan, Ferdy Sambo bersalah melanggar Pasal 340 juncto pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP sebagaimana dakwaan primer.
Tak hanya itu, Ferdy Sambo juga dinyatakan bersalah melanggar Pasal 49 juncto Pasal 33 UU ITE Nomor 19 Tahun 2016 juncto pasal 55 ayat 1 ke (1) KUHP dalam kasus dugaan perintangan penyidikan atau obstraction of justice tewasnya Brigadir J.
"Menyatakan terdakwa Ferdy Sambo terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum bersalah melakukan tindak pidana turut serta merampas nyawa orang lain yang direncanakan terlebih dahulu sebagaimana yang diatur dan diancam dalam dakwaan pasal 340 juncto pasal 55 ayat 1 Ke-1 KUHP," kata jaksa.