Menguak 'Peran' Tokoh Fiktif Aki Banyu pada Kejahatan Wowon, 2 Pelaku Lain Pun Masuk dalam Skenario
Wowon membuat figur fiktif bernama Aki Banyu. Apa peran tokoh fiktif ini dan bagaimana 'Aki Banyu' bisa ikut memanipulasi dua pelaku lainnya?
Editor: Malvyandie Haryadi
Dianggapnya sakral sosok Aki Banyu ini oleh Duloh dan Dede lantaran dua tersangka itu selama ini tak mengetahui bahwa sosok Aki Banyu itu adalah Wowon.
Kedua tersangka itu baru mengetahui kalau sosok sakral Aki Banyu itu adalah Wowon Erawan alias Aki setelah ketiganya ditangkap.
"Jadi tokoh yang dianggap sakral yang sudah ditemui itu padahal Wowon. Bahkan tersangka Duloh dan Dede setelah sekian lama baru tahu kalau Aki Banyu itu Wowon setelah dia tertangkap," kata Hengki.
Duloh dan Dede, kata Hengki, memang belum pernah bertemu secara langsung dengan sosok yang memerintahkan pembunuhan terhadap korban-korban penipuan yang menagih janji penggandaan kekayaan.
Kedua tersangka itu hanya berkomunikasi dengan Aki Banyu melalui sambungan telepon. Suara Aki Banyu berbeda dengan Wowon sehingga Duloh dan Dede percaya kalau Aki Banyu bukan sosok fiktif.
"Kenapa Duloh dan Dede bisa terperdaya? Karena suaranya berbeda. Karena Wowon ini selain pekerjaan yang lain adalah dalang sehingga suarana bisa berubah," ungkap Hengki.
Selain fakta Aki Wowon berprofesi sebagai dalang, polisi juga mencatat sejauh ini jumlah korban penipuan dengan modus penggandaan kekayaan oleh Aki cs berjumlah 11 orang.
Dari 11 orang itu, semuanya merupakan tenaga kerja wanita (TKW). "Sementara ada 11 orang TKW yang menjadi korban penipuan," kata Hengki.
Para korban itu dijaring oleh Wowon cs dengan menggunakan sistem multi level marketing (MLM).
Hengki mengatakan nantinya dari korban penipuan yang percaya akal busuk Wowon cs ini akan mengajak korban lainnya untuk dikuras harta kekayaannya.
"Sistemnya seperti MLM. Mereka ada downline (garis turunan), dari Siti misal mengajak temannnya lagi untuk menggadakan uangnya," ujar Hengki.
Belasan orang itu termakan janji-janji dari tersangka Wowon yang mengaku bisa menggandakan kekayaan dengan cara supranatural sehingga mengirimkan sejumlah uangnya.
Uang tersebut dikirimkan ke tersangka M. Dede Solehudin untuk nantinya digunakan para tersangka.
"Pengirimannya ada dua jenis melalui rekening maupun melalui Western Union atau sejenis wesel yang bisa diambil di kantor pos, pegadaian, dan lain sebagainya," ucapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.