Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Demokrat Dukung Anies, NasDem Ketemu Gerindra-PKB, Pengamat: Koalisi Layu Sebelum Berkembang

Pengamat politik Arifki Chaniago melihat Koalisi Perubahan layu sebelum berkembang. 

Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Demokrat Dukung Anies, NasDem Ketemu Gerindra-PKB, Pengamat: Koalisi Layu Sebelum Berkembang
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali bersama Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dan Wakil Ketua Umum DPP PKB Jazilul Fawaid saat berkunjung di Kantor Sekretariat Bersama (Sekber) Partai Gerindra-PKB di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis (26/1/2023). Kunjungan Partai NasDem tersebut dilakukan sebagai wujud silaturahmi dan mencairkan dinamika politik jelang Pemilu 2024.?TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Arifki Chaniago melihat Koalisi Perubahan layu sebelum berkembang. 

Hal ini lantaran, Arifki melihat Partai Nasional Demokrat (NasDem) yang tiba-tiba bermanuver saat Partai Demokrat telah menyatakan dukungannya terhadap Anies Baswedan.

"Pada saat Demokrat menyatakan keseriusannya terhadap Koalisi Perubahan, Partai NasDem mengadakan silaturrahmi dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya dan terjadi pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Surya Paloh," kata Ariki dalam keterangannya, Sabtu (28/12/2023).

Dulu NasDem yang menunggu kepastian Demokrat dan PKS untuk mendukung Anies Baswedan. Namun, saat ini Demokrat yang menunggu keseriusan NasDem untuk melanjutkan koalisi. 

Jika Koalisi Perubahan gagal terbentuk dalam waktu dekat, Direktur Eksekutif Aljabar Strategic menilai NasDem hanya menginginkan Anies Baswedan sebagai 'brand' partai. 

Artinya, rencana Koalisi Perubahan untuk tahun 2024 berpotensi menjadi wacana yang hanya menjadi rencana besar saja. 

“Demokrat sudah deklarasikan Anies Capres. Apakah PKS juga melakukan hal yang sama? Atau PKS ragu Koalisi Perubahan ini bakal terwujud di tahun 2024," ujarnya.

Berita Rekomendasi

"Dari narasi yang berbeda dimainkan oleh NasDem dan Demokrat memperlihatkan Koalisi Perubahan memiliki jalan sendiri-sendiri. Demokrat ingin duduk bersama, sedangkan NasDem ingin kembali pulang”, tambah Arifki. 

Arifki melihat rencana koalisi perubahan dinilai sebagai bentuk dari keraguan NasDem dan adanya peluang lain. Keraguan, jelas Arifki, disebabkan ihwal wacana pergantian kabinet dari Partai NasDem yang didorong oleh partai anggota koalisi lain. 

Peluang baru yang bisa diambil oleh NasDem yaitu kembali menjadi bagian penting dari pemerintahan Jokowi setelah adanya jarak dalam hubungan dua tokoh ini pascadeklarasi Anies sebagai calon presiden. 

Peluang itu dibaca oleh NasDem setelah mendengar Pesan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno di mana isi pesan tersebut tampaknya akan berbeda dengan rencana Jokowi di tahun 2024. 

Jokowi dinilai memerlukan figur yang mampu memberikan keseimbangan politik di parlemen dan istana. 

Pertemuan Surya Paloh dengan Jokowi berkemungkinan bisa menjadi sinyal kedua figur ini baik-baik saja atau ada kepentingan lain yang menyebabkan kedua tokoh ini kembali membuat kesepakatan ulang. 

Baca juga: Presiden Jokowi Panggil Surya Paloh ke Istana, Bahas Nasib 3 Menteri NasDem ?

“Bisa saja kan? NasDem bakal kembali menjadi bagian penting pemerintahan Jokowi dengan jaminan dipertahankannya menteri-menterinya di kabinet. Syarat lainnya tentu mendukung capres yang diusung oleh Jokowi di 2024," katanya.

"Sebenarnya bagi NasDem ini bisa saja, soalnya Anies sudah menjadi Brand Nasdem. Potensi elektoral Anies yang berdampak kepada NasDem dari masyarakat yang oposisi dengan pemerintahan Jokowi. Pada sisi lain, posisi menteri Nasdem aman sampai tahun 2024”, sambung Arifki. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas