Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bos BP2MI Ungkap Temuan Baru Kasus Pembunuhan TKW oleh Komplotan Wowon Cs

Dalam kasus pembunuhan oleh Wowon cs, BP2MI masih menyelidiki data dua PMI yang belum diketahui keberadaannya yaitu atas nama Nene dan Sulantini.

Penulis: Choirul Arifin
zoom-in Bos BP2MI Ungkap Temuan Baru Kasus Pembunuhan TKW oleh Komplotan Wowon Cs
dok.
Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdhani mengungkap hasil investigasi yang dilakukan institusinya terkait kasus pembunuhan PMI yang diduga dilakukan Wowon Erawan cs. Berdasarkan hasil investigasi BP2MI, dari 11 nama yang disebutkan Polda Metro Jaya, ada tiga pekerja migran korban Wowon cs yang masuk di dalam data resmi di lembaganya. 

Parida mengenal komplotan Wowon Cs dari Yeni, istri dari tersangka M Dede Solehudin.

Tergiur janji manis Wowon Cs, ia pun datang ke Cianjur dan menyerahkan uang hasil dirinya bekerja di Abu Dhabi kepada Wowon.

Setelah itu, Parida dibunuh komplotan Wowon, Solihin alias Duloh dengan cara diracun.

Keberadaan Parida sempat diketahui warga Kampung Babakan Curug Desa Kertajaya, Cianjur tempat rumah yang dikontrak Wowon selama dua tahun.

Kepada warga yang mengetahui keberadaan parida saat itu, Wowon memperkenalkan korban sebagai istrinya dan Duloh sebagai ayah dari Parida.

Hal tersebut dilakukan Wowon Cs untuk menutupi kecurigaan warga sekitar.

Dilansir dari Tribunjabar.id, Kepala Desa Cilangari, Kecamatan Gunung Halu, Sabana mengatakan berdasarkan keterangan pihak keluarga, Parida bekerja sebagai TKW di Abu Dhabi selama 12 tahun.

BERITA TERKAIT

Kemudian pada Juli 2021, Parida berniat pulang ke kampung halamannya untuk mengikuti peringatan hari kemerdekaan RI.

"Sebelum pulang, Parida memberi kabar akan berlibur bersama majikan ke Bali. Tapi, dia bilang tidak mau dijemput sama keluarga karena sudah janjian dengan laki-laki dan mau melaksanakan pernikahan," kata Sobana saat dihubungi, Rabu (25/1/2023).

Namun setelah berkomunikasi pada Juni 2021 itu, kata dia, Parida kemudian hilang kontak dengan keluarga, sedangkan selama 12 tahun di Timur Tengah dia tidak pernah putus komunikasi.

"Kata keluarganya, komunikasi selama 12 tahun jadi TKW itu lancar, mengirim uang juga lancar, tapi setelah bulan Juli gak ada komunikasi lagi," ucapnya.

Lama tidak ada kabar, kata Sabana, tiba-tiba pihak keluarga mendapat kabar buruk tentang Parida menjadi korban pembunuhan berantai Wowon Cs.

Kabar tersebut datang dari polisi yang hendak meminta sampel DNA dari keluarga Parida.

"Pihak keluarga baru tahu kabar Parida jadi korban, katanya hari ini petugas dari Polda Metro Jaya akan mengambil sampel darah untuk tes DNA," ujar Sabana.

Trio tersangka pelaku pembunuhan berantai yang sangat keji di Cianjur dan Bekasi, Jawa Barat, yang menelan banyak korban meninggal dengan modus penipuan dan pembunuhan berencana. Dari kiri ke kanan: Solihin alias Duloh (63), Wowon Erawan alias Aki (60), dan M Dede Solehudin (35). Polisi sudah menahan ketiganya sejak pertengahan Januari 2023. (dok. Kompas.com)

Terpisah, Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Indirwienny Panjiyoga menjelaskan, sebelum diberi tahu pihaknya, keluarga mengetahui bahwa Farida selama ini justru sedang bekerja sebagai TKW.

"Begitu pas kita kasih tahu, sebelumnya (keluarga) hanya tahu Parida masih kerja," ucap Panjiyoga ketika dikonfirmasi, Minggu (29/1/2023).

Ketidaktahuan keluarga karena Parida ketika pulang ke Indonesia tak diizinkan Wowon Cs untuk memberitahu keluarganya.

Menurut dia, semua TKW yang menjadi korban penipuan Wowon Cs juga dilarang melapor kepada keluarga ketika tiba di Indonesia.

"Kan korbannya begitu sampai ke Indonesia tidak boleh hubungin keluarga dulu, harus temuin mereka dulu (Wowon Cs), semua (korban penipuan)," ucapnya.

Lanjut Panjiyoga, para TKW ini termasuk Parida terpaksa mengikuti perintah itu lantaran mendapat ancaman dari Wowon Cs.

Jika para korban melapor, Wowon cs mengancam akan membuat celaka keluarga korban.

"Jadi (korban) yang berhubungan dengan Wowon itu enggak boleh ada yang tahu, harus diam saja. Soalnya kalau ada yang tahu nanti celaka, mendoktrinnya seperti itu semuanya," jelasnya.

Lokasi terakhir Parida di Indonesia, diungkapkan Panjiyoga korban itu ditempatkan oleh Wowon di sebuah kontrakan di wilayah Cianjur, Jawa Barat.

Namun nahas, para korban kala itu dijelaskannya tak ada yang mengetahui bahwa akan dieksekusi dengan keji Wowon Cs.

"Di rumah kontrakan (wilayah Cianjur), iya (mereka korban) disediain tempat tapi semuanya enggak ada yang tahu (mau dibunuh)," katanya.

2. Siti Fatimah Tewas Setelah Didorong di Atas Kapal

Lain halnya dengan Siti Fatimah, ia menjadi korban pembunuhan berantai Wowon Cs setelah menagih janji.

Siti Fatimah (31) diketahui berangkat menjadi TKW ke Arab Saudi pada 2018.

Wanita yang memiliki dua anak ini menjadi TKW agar bisa menyekolahkan anak-anaknya.

"Itu jadi cita-cita, Siti pernah bilang ke saya anaknya harus sekolah tinggi, harus masuk pesantren juga," ucap Cucu Supriatna, kakak Siti dilansir dari Tribunjabarid, Minggu (22/1/2023).

Cucu menjelaskan dirinya sempat melarang Siti untuk pergi menjadi TKW, namun ia tidak bisa ikut campur dengan keputusan yang sudah dibuat oleh adiknya itu.

Ia hanya berharap Siti memiliki kehidupan yang lebih baik di masa depan.

Kematian Siti sebelumnya dianggap sebagai kecelakaan karena terjatuh dari Kapal Kapal KMP Marina Primera tujuan Padangbai Bali pada Jumat 12 Februari 2021.

Cucu berterimakasih kepada warga Bali yang saat itu menolong dan mengevakuasi Siti.

"Kalau dilihat dari videonya, waktu diangkat itu Siti masih bernafas, kemudian sama tenaga kesehatan kapal dikasih oksigen, tapi nyawanya tidak selamat," ungkapnya.

Belakangan, diketahui bila Siti Fatimah dibunuh dengan cara didorong ke laut saat berada di KMP Marina Primera tujuan Padangbai, Bali, pada 12 Februari 2021.

Sama dengan Parida, Siti mengenal Wowon dari Yeni, istri dari pelaku Dede Solhudin. Bahkan, rekan Siti sesama TKW di Arab Saudi sempat mengungkap bila Siti sempat mengenalkan Wowon.

Siti saat itu tergiur investasi bodong yang dijanjikan Wowon.

Uang hasil kerjanya banting tulang di negeri orang digelontorkan Siti kepada Wowon dengan harapan mendapat untung.

Bukan untung, justru uang yang sudah diserahkan kepada Wowon tak kembali.

Sepulangnya dari Arab Saudi pada 2021, Siti lantas mendatangi Wowon untuk menagih janji hartanya yang dilipatgandakan.

Kemudian, Wowon pun menyuruh Noneng untuk mengantarkan Siti mengambil apa yang menjadi haknya ke Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Saat dalam perjalanan, Noneng disuruh Wowon untuk menghabisi nyawa Siti.

Ketika itu, Siti yang berada di KMP Marina Primera didorong Noneng hingga terjatuh ke laut dan tewas.

Jasad Siti kemudian ditemukan warga mengambang di laut dan dikebumikan di kampung halamannya di kawasan Garut, Jawa Barat.

Untuk menghilangkan jejak, Wowon pun lantas menghabisi nyawa Noneng dan anaknya Wiwin.

Jasad Noneng dikubur di dalam satu lubang yang sama dengan anaknya yang juga istri Wowon bernama Wiwin di Cianjur, Jawa Barat.

Cucu Supriatna, kakak Siti, mengatakan, ia sempat datang ke kediaman Mak Noneng di Parongpong, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, untuk menanyakan sebab meninggalnya Siti.

"Sempat didatangi ke Lembang, ditanyakan sebab Siti meninggal karena tercebur ke laut saat naik kapal, Mak Noni saat itu memberikan keterangan berbelit-belit," ujar Cucu saat ditemui Tribunjabar.id di kediamannya di Kampung Sawah Gunung, Desa Sukamulya, Kecamatan Pakenjeng Garut, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Minggu (22/1/2023).

Ia menuturkan Mak Noneng saat itu sempat memberikan pengakuan yang membuatnya terkejut.

Mak Noneng mengaku akan dibunuh oleh Siti dengan cara didorong ke laut.

"Katanya dia akan dibunuh, tapi ngakunya selamat karena tasnya nyangkut di besi kapal," ungkapnya.

Cucu menuturkan, belakangan diketahui bahwa Mak Noneng merupakan suruhan Wowon cs untuk menghabisi nyawa Siti.

Menurutnya, hal tersebut wajar lantaran sejak awal ia merasa ada yang tidak beres dengan gelagat Noneng saat diinterogasi olehnya.

"Pas diinterogasi juga saya saat itu tidak percaya, karena tidak ada bukti akhirnya saya pulang, saya diantar oleh kepala desa dan anggota dewan saat itu," ungkapnya.

Cucu menjelaskan Mak Noneng merupakan sosok perempuan yang sudah berusia lanjut.

Menurut pandangannya sendiri, Mak Noneng bergaya glamor saat dikunjungi di kediamannya di Lembang.

"Orangnya orang berada, gayanya memang glamor. Saya tidak menyangka di usianya yang sudah tua itu Mak Noni melakukan perbuatan jahat," ucap Cucu.

Mak Noneng adalah mertua Wowon yang juga menjadi korban pembunuhan berantai.

Mak Noneng dan anaknya, Wiwin, ditemukan dikubur di rumah pelaku, yakni di Cianjur, Jawa Barat.

Urutan pembunuhan Berantai Wowon Cs

Sejauh ini ada 9 orang yang menjadi korban pembunuhan berantai Wowon Cs.

Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Indriwienny Panjiyoga pun mengungkap urutan kematian korban.

Korban yang pertama kali dibunuh adalah istri siri Wowon bernama Halimah pada 2016 lalu.

Selanjutnya, aksi sadis Wowon cs berlanjut pada 2021.

Di tahun itu, ada empat orang yang dibunuh Wowon Cs yakni Siti Fatimah, Noneng, Wiwin, dan Parida.

Kemudian pada 2022, kata Panjiyoga, Wowon Cs membunuh Bayu (2). Bayu merupakan anak dari buah pernikahan Wowon dan Ai Maemunah.

Jasad Bayu dikuburkan di rumah Wowon kawasan Cianjur, Jawa Barat. Aksi pembunuhan Wowon Cs berlanjut pada 2023.

Wowon bersama komplotannya membunuh tiga orang yang merupakan keluarga Wowon sendiri yakni istrinya, Ai Maemunah dan dua anak tirinya Ridwan Abdul Muiz dan M. Riswandi.

"Lalu korban pembunuhan yang di Bekasi 2023," katanya. Polisi mengungkap korban penipuan Wowon CS berjumlah 11 orang.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan belasan orang tersebut semuanya merupakan tenaga kerja wanita (TKW).

"Ternyata hasil pemeriksaan kami, sementara ada 11 orang TKW yang menjadi korban penipuan," kata Hengki dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (24/1/2023).

Belasan orang itu, kata Hengki, termakan janji-janji dari tersangka Wowon yang mengaku bisa menggandakan kekayaan dengan cara supranatural sehingga mengirimkan sejumlah uangnya.

Uang tersebut dikirimkan ke tersangka M. Dede Solehudin untuk nantinya digunakan para tersangka.

"Pengirimannya ada dua jenis melalui rekening maupun melalui western union atau sejenis wesel yang bisa diambil dikantor pos, dikantor pegadaian, dan lain sebagainya," ucapnya.

Meski begitu, Hengki belum membeberkan secara detil identitas para TKW yang merupakan korban penipuan.

Sejauh ini, baru dua orang TKW yang diketahui identitasnya atas nama Siti dan Farida yang tewas karena dibunuh para tersangka akibat menagih janji Wowon cs.

"ini akan kami inventarisir identifikasi berapa korban penipuan dari TKW yang ada diluar negeri ini," ungkapnya.

Kesebelas orang itu yakni Aslem, Hanna, Entin, Hamidah, Evi, Yanti, Nene, Sulastini. Selanjutnya Siti Fatimah dan Parida yang tewas dibunuh oleh Wowon cs dalam kasus ini.

Kasus penipuan dan pembunuhan berantai Wowon Cs terungkap setelah ada peristiwa keracunan satu keluarga di Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.

Dalam peristiwa tersebut korban bernama Ai Maemunah dan kedua anaknya Ridwan Abdul Muiz (20) serta M Riswandi (16) tewas karena keracunan.

Namun, belakangan diketahui mereka ternyata diracun dengan pestisida hingga racun tikus. Sementara itu, seorang anak bernama Neng Ayu (5) selamat dari tindakan biadab Wowon Cs.

Sementara seorang pelaku bernama M Dede Solehudin yang ikut menenggak racun guna mengaburkan pembunuhan tersebut selamat karena kadar racun yang diminum sedikit.

Setelah terbongkar aksi jahat tersebut, polisi pun menangkap tiga tersangkanya yakni Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan M Dede Solehudin.

Atas perbuatannya Wowon, Solihin alias Duloh, dan M Dede Solehudin kini mendekam di tahanan Polda Metro Jaya.

Para pelaku dijerat Pasal 380 KUHP tentang pembunuhan, juncto Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.

Mereka terancam pidana 20 tahun penjara, atau penjara seumur hidup atau pidana mati.

Laporan: Abdi/ Fahmi/ Tribunjabar.id/ Sidqi Al Ghifari/ Hilman Kamaludin

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas