Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

1.895 Remaja Alami Perundungan Secara Siber, Pelakunya 1.182 Siswa

Platform yang sering digunakan untuk kasus cyberbullying antara lain WhatsApp, Instagram, dan Facebook

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in 1.895 Remaja Alami Perundungan Secara Siber, Pelakunya 1.182 Siswa
Shutterstock
Ilustrasi perundungan di dunia maya - Penggunaan internet untuk anak usia sekolah juga membuka peluang terjadinya perundungan di dunia maya (cyberbullying) yang saat ini semakin marak 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Jasa Penyelenggara Internet Indonesia (APJII) melaporkan per 2021-2022, kelompok usia 13-18 tahun memiliki tingkat penetrasi internet tertinggi di Indonesia yakni sebesar 98,64 persen.

Di sisi lain penggunaan internet untuk anak usia sekolah juga membuka peluang terjadinya perundungan di dunia maya (cyberbullying) yang saat ini semakin marak.




"Melihat kasus cyberbullying yang cukup tinggi di kalangan pelajar kami harap buku antologi ini dapat membantu guru atau pengajar dalam mengatasi kasus cyberbullying," ujar Kepala Bidang Hubungan Antar Lembaga APJII, Danang Wijayanto, melalui keterangan tertulis, Rabu (1/2/2023).

Sementara itu, berdasarkan hasil penelitian Center for Digital Society (CfDS) per Agustus 2021 bertajuk Teenager-Related Cyberbullying Case in Indonesia yang dilakukan pada 3.077 siswa SMP dan SMA usia 13-18 di 34 provinsi di Indonesia.

Hasil tersebut menyebutkan bahwa 1.895 siswa (45,35%) mengaku pernah menjadi korban, sementara 1.182 siswa (38,41%) lainnya menjadi pelaku.

Platform yang sering digunakan untuk kasus cyberbullying antara lain WhatsApp, Instagram, dan Facebook.

BERITA TERKAIT

Komunitas Guru Satkaara Berbagi (KGSB) bekerja sama dengan APJII akan menerbitkan buku antologi bertema “Best Practice Pencegahan dan Penanganan Cyberbullying di Lingkungan Sekolah” pada Februari 2023 ini.

Penerbitan buku ini untuk mencegah Cyberbullying terhadap siswa di Indonesia.

Baca juga: Menkominfo Klaim Punya Cyber Drone, Awasi Ruang Digital 24 Jam Penuh

Buku ini ditulis oleh 40 guru dan dosen yang tergabung dalam Klub Literasi KGSB.

Para guru atau tenaga pendidik ini berasal dari jenjang PAUD hingga Universitas baik dari sekolah negeri dan swasta dibawah naungan Kemendikbudristek dan Kemenag serta perwakilan universitas di Timor Leste.

Buku antologi ini akan didistribusikan kepada 150 sekolah di Indonesia dan Timor Leste.

Founder KGSB, Ruth Andriani mengatakan buku ini, sebagai salah bentuk kepedulian kita terhadap marak dan tingginya kasus cyberbullying.

“Kami berharap melalui apa yang disampaikan dari pengalaman para guru anggota KGSB di buku antologi ini, dapat memberikan inspirasi kepada para pembaca khususnya di bidang pendidikan untuk aktif mencegah tindakan cyberbullying pada pelajar,” ujar Ruth.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas