Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Turun, Gus Yahya Ajak Semua Pihak Terus Berjuang dan Tak Putus Asa
Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia tahun ini turun empat poin dari tahun sebelumnya.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menanggapi Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia tahun ini yang turun empat poin dari tahun sebelumnya.
Gus Yahya mengajak bangsa Indonesia harus terus menerus berjuang dan tidak berputus asa mengikis korupsi di Indonesia.
Ia pun mengajak semua pihak untuk terus berusaha melakukan perbaikan.
Karena baginya, berapapun penurunan IPK, semua pihak sepakat bahwa korupsi adalah perbuatan yang buruk.
Baca juga: DPR Yakin Tak Ada Kaitan Merosotnya Skor IPK dengan Revisi UU KPK
Perjuangan untuk mengikis korupsi, lanjut dia, adalah perjuangan yang tidak akan pernah selesai.
Hal tersebut disampaikan Gus Yahya usai dialog bersama Pemred Media Massa Nasional di kantor PBNU Jakarta Pusat pada Rabu (1/2/2023).
"Dan kita memang harus terus menerus melakukan ini (perjuangan mengikis korupsi) dan tidak berputus asa. Namanya perjalanan itu pasti ada naik turun tapi kita harus terus berusaha untuk melakukan perbaikan," kata Gus Yahya.
Diberitakan sebelumnya Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia turun empat poin dari tahun sebelumnya.
Saat ini, IPK Indonesia berada di angka 34.
Indonesia menempati peringkat 110 dari 180 negara yang dilibatkan.
Penurunan IPK Indonesia pada tahun 2022 dinilai sebagai yang terburuk sepanjang reformasi.
"CPI (Corruption Perceptions Index) Indonesia 2022 kita berada di 34, rangking 110. Dibanding tahun lalu, turun empat poin dan turun 14 rangking-nya," ucap Deputi Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia (TII) Wawan Suyatmiko dalam jumpa pers di Pullman Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (31/1/2023).
Skor IPK Indonesia di 2022 setara dengan negara-negara seperti Bosnia-Herzegovina, Gambia, Malawi, Nepal, dan Sierra Leone.