Kemenangan Donald Trump Bikin Valuasi Saham Tesla Tembus 1 Triliun Dolar AS
Kemenangan Trump akan membantu mempercepat persetujuan regulasi atas teknologi mengemudi otonom perusahaan Tesla.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Saham raksasa otomotif milik Elon Musk, Tesla Inc kembali mendapat angin segar, meroket 8 persen sekitar 321,22 dolar AS efek terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) 2025-2029.
Imbas kenaikan ini valuasi pasar Tesla Inc melambung di atas angka triliun dolar untuk pertama kalinya sejak dua tahun terakhir, mengutip CNBC International nilai pasar Tesla mencapai 1 miliar dolar AS pada perdagangan Sabtu (9/10/2024).
Lonjakan tersebut sontak membuat Tesla bergabung kembali dengan klub nama-nama teknologi yang bernilai lebih dari 1 triliun dolar AS, termasuk diantaranya ada Nvidia, Apple, Microsoft, Google, Amazon.com dan Meta (meskipun semuanya kecuali Meta bernilai lebih dari 2 triliun dolar AS).
"Tesla dan CEO Elon Musk mungkin merupakan pemenang terbesar dari hasil pemilu, dan kami yakin kemenangan Trump akan membantu mempercepat persetujuan regulasi atas teknologi mengemudi otonom perusahaan," kata Garrett Nelson, analis ekuitas senior di CFRA Research.
Baca juga: Saham Tesla Tebang 14 Persen Pasca Donald Trump Puji Elon Musk di Pidato Kemenangan Pilpres
Adapun pergerakan positif terjadi setelah Donald Trump mengklaim kemenangan sebagai presiden terpilih AS ke 47. Pasca menguasai poling suara di swing states Donald Trump langsung memberikan deklarasi, menyatakan kemenangan atas Kamala Harris dalam pemilihan presiden AS.
Dalam kesempatan tersebut Trump turut melontarkan pujian kepada miliarder Elon Musk.
Pujian yang disampaikan Trump itu tak lepas dari peran Elon Musk, yang dianggap sangat membantu Trump selama kampanye berlangsung.
Kedekatan ini lantas membuat pasar berspekulasi bahwa kemenangan Trump akan membawa keuntungan besar bagi perusahaan-perusahaan Elon Musk.
Salah satu analis dari Wedbush Securities, dan Ives, mengatakan bahwa potensi pemerintahan Trump bisa berarti pengurangan regulasi bagi Tesla dan perusahaan lainnya.
"Tesla memiliki skala dan cakupan yang tak tertandingi di industri kendaraan listrik, dan dinamika ini dapat memberi Musk dan Tesla keunggulan kompetitif yang jelas di lingkungan tanpa subsidi EV, ditambah lagi tarif China yang lebih tinggi kemungkinan besar akan mencegah pemain EV murah dari China (seperti BYD dan Nio) membanjiri pasar AS di tahun-tahun mendatang," tulis Ives.
Tak hanya itu Elon Musk juga dapat mendorong regulasi yang menguntungkan bagi kendaraan otonom yang direncanakan Tesla dan juga meminta Badan Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional AS untuk menunda tindakan penegakan hukum yang melibatkan keselamatan sistem bantuan pengemudi Tesla saat ini.
"Jika Musk dapat meyakinkan Trump untuk menetapkan aturan kendaraan otonom federal, kami pikir itu hal yang baik untuk industri otomotif karena kami pikir perusahaan menginginkan satu set aturan daripada setiap negara bagian membuat aturan mereka sendiri," kata David Whiston, ahli strategi ekuitas di Morningstar.
Apabila pelonggaran kebijakan benar-benar direalisasikan Trump, maka hal tersebut akan dapat menggejot penjualan Tesla yang tentunya membuat valuasi raksasa otomotif itu kembali membukukan lonjakan tajam.
Tesla sendiri diketahui telah menjadi produsen mobil paling berharga di dunia selama bertahun-tahun, dengan Toyota Motor Jepang, BYD China, dan lainnya tertinggal dengan selisih yang lebar.
Sejauh ini saham Tesla diperdagangkan 93,47 kali lipat dari estimasi laba 12 bulan ke depan, lebih unggul bila dibandingkan raksasa chip AI Nvidia yang hanya mencatatkan perdagangan 38,57, Microsoft sebanyak 30,77, dan 6,29 untuk Ford.