AMSI Sebut Perlu Ada Regulasi Kesetaraan Lapangan Bermain Antara Media dan Influencer
AMSI mengatakan perlu ada regulasi bagi influencer atau asosiasi sejenis untuk menjaga kualitas informasi yang tersajikan di tengah masifnya
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Majelis Etik Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Metta Dharmasaputra mengatakan perlu ada regulasi bagi influencer atau asosiasi sejenis untuk menjaga kualitas informasi yang tersajikan di tengah masifnya perkembangan media sosial.
"Mungkin perlu juga sudah diregulasi itu influencer atau ada asosiasinya sendiri atau bagaimana. Karena kalau sudah jadi profesi tentu harus ada asosiasinya kemudian harus ada regulasinya," kata Metta dalam diskusi daring Polemik Trijaya bertajuk 'Mau Dibawa Ke Mana Industri Pers Kita', Sabtu (4/2/2023).
Menurutnya jika tidak ada pengaturan lanjutan terkait regulasi bagi influencer, maka kata dia tak ada equal playing field atau kesamaan kesempatan/lapangan dalam permainan antara influencer dengan media mainstream.
Metta mencontohkan media mainstream menggodok berita dengan berkeringat dan berpeluh dan mengeluarkan banyak biaya.
"Sepanjang itu tidak diatur, tidak ada equal playing field antara media yang menggodok berita dengan berkeringat berpeluh-peluh, dengan mungkin para influencer yang mungkin sangat sedikit costnya," ungkapnya.
Selain itu dalam beriklan, para marketing brand juga lebih menyukai bekerja sama dengan micro influencer lantaran lebih murah, namun cepat dan punya bahan konten yang lebih awet.
Baca juga: Jasanya Dipakai Jadi Strategi Marketing, Ini Trik Ampuh Influencer Naikkan Kepercayaan Konsumen
"Dan saya dengar juga para marketing brand lebih suka pakai micro influencer karena lebih murah. lebih cepat, bahannya lebih awet. Kalau sudah begitu media ini akan terseret mendekati cara kerja influencer, di situ saya kira ada problem etik," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.