Angkat Disertasi 'Autokritik' Partai Golkar, Anggota DPR RI Agun Gunandjar Raih Gelar Doktor
Dua hal inilah yang menjadi latar belakang di mana pemerintahan yang baik hanya dapat diwujudkan oleh tata kelola partai politik yang baik.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Malvyandie Haryadi
Kemudian bagaimana model tata kelola fungsi representasi dan fungsi rekrutmen Partai Golkar yang mampu mendorong terwujudnya good governance di era reformasi.
Dalam penelitiannya, khususnya pada perhitungan populasi dan sampel yang menggunakan Teknik Slovin, disertasi melibatkan responden kuantitatif sebanyak 69 dari 222 Responden internal Golkar serta narasumber kualitatif sebanyak 22 Narasumber internal elit Golkar dan pakar.
"Selama era reformasi dari tahun 1999-2022, fungsi rekrutmen mengalami fluktuasi dan berjalan dengan mekanisme yang berubah-rubah," ujarnya.
Diungkapkan, pada awal reformasi masih terbawa nuansa kental PDLT. Akan tetapi dalam perkembangan berikutnya terkait dengan perubahan sistem dan kontestasi politik, Golkar turut pada mekanisme vote getter yang lebih mengutamakan perolehan kursi, tanpa melalui proses edukasi dan kaderisasi.
Sehingga pemilu yang dihasilkan masih bersifat electoral belum bersifat adu gagasan dan ide perubahankonsep pembangunan.
"Hasil penelitian menunjukkan lebih dari 80 persen responden dan pandangan para narasumber pakar menyatakan bahwa Partai Golkar sangat mampu dan siap untuk menjalankan fungsi rekrutmen ini. Partai Golkar telah memiliki dan telah berjalan Golkar Institute sebagai sekolah pemerintahan dan kebijakan publik," ucap Agun Gunandjar.
Hadir dalam Sidang Terbuka Doktor Terapan tersebut, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo dan unsur pimpinan MPR RI lain, Ketua Dewan Kehormatan DPP Golkar Akbar Tanjung, Sekjen Golkar Lodewijk Friederick Paulus, Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar, Ketua Golkar Institute, TB Ace Hasan Syadzily, politisi senior Golkar Theo L Sambuaga, Anggota DPR RI dari Fraksi Golkar Dave Akbarshah Fikarno dan Nurul Arifin.