Loyalitas Prabowo ke Jokowi Dinilai Bisa Turunkan Elektabilitas, Gerindra: Masyarakat akan Objektif
Sikap loyalitas yang ditunjukan Menteri Pertahanan sekaligus Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dinilai bisa turunkan elektabilitas.
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Sikap loyalitas yang ditunjukan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai bisa menurunkan elektabilitas.
Sebelumnya, Prabowo sempat melemparkan pujian pada Jokowi saat perayaan HUT ke-15 Partai Gerindra pada Senin (6/2/2023).
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga menegaskan dirinya akan terus mendukung dan membela Jokowi.
Sikap tersebut dinilai merupakan bentuk loyalitas Prabowo pada pemerintahan Jokowi.
Sikap Prabowo yang menunjukan loyalitasnya ini justru dinilai berpeluang merugikan Menteri Pertahanan itu.
Sebab selama ini Prabowo berinvestasi di ceruk oposisi pemerintahan Jokowi.
Baca juga: Prabowo Bicara Soal Loyalitas dan Musuh dalam Selimut, Siapa yang Disinggung dalam Pidato Tersebut?
Menanggapi hal tersebut Politisi Gerindra, Andre Rosiade, mengaku tetap optimis, Prabowo akan tetap bisa menjaga stabilitas elektabilitasnya.
Menurutnya, dengan sikap Prabowo itu justru masyarakat akan bisa menilai dan memilih pemimpin secara objektif dan rasional.
"Kami meyakini masyarakat akan semakin objektif dan rasional."
"Dengan kerja keras dan ketulusan juga kejujuran masarakat yang mungkin kecewa dengan Pak Prabowo yang bergabung dengan Pak Jokowi insyaAllah akan mulai rasional."
"Kalau kita jujur dan bekerja keras untuk rakyat InsyaAllah rakyat akan bersama kita," kata Andre, dikutip dari youTube KompasTv, Selasa (7/2/2023).
Menurutnya hal tersebut juga dibuktikan berdasarkan survei di daerah pemilihannya, yakni di Sumatera Barat.
Masyarakat yang kecewa dengan sikap Prabowo pada pemerintahan Jokowi bisa kembali satu suara.
Masyarakat, kata Andre, bisa kembali satu suara mendukung Prabowo dengan melihat secara objektif kinerja dan ketulusan Ketum Gerindra itu.
"Saya mengalami di dearah-daerah, daerah pemilihan saya Sumatera Barat. Sumatera Barat adalah pemilihan yang anti dengan Jokowi."
"Masyarakat Sumatera Barat kecewa dengan bergabungnya Pak Prabowo tapi dengan penjelasan kader-kader Gerindra, Alhamdulillah masyarakat yang awalnya lari ke pasangan tertentu kemudian kembali."
"Kami juga meyakini dengan ketulusan dan kejujuran serta semangat untuk bekerja keras demi bangsa dan negara, pemilih Pak Jokowi yang mungkin saja sudah memilih salah satu calon lain itu akan switch juga ke Pak Prabowo," ucapnya.
Tunjukan Loyalitas pada Jokowi, Prabowo Berpotensi Kehilangan Suara
Sebelumnya, pengamat politik sekaligus Direktur Charta Politika, Yunarto Wijaya, menuturkan, sikap loyalitas pada Jokowi yang ditunjukan Prabowo justru bisa merugikan.
Menurutnya, ketika Prabowo terus menunjukan sikap tersebut dinilai bisa membuat Prabowo kehilangan suara pendukungnya dan menurunkan elektabilitasnya.
"Karena suka atau tidak ada sebuah fakta bahwa Pak Prabowo berinvestasi di ceruk yang cenderung tidak puas dengan pemerintahan Jokowi."
"Di ceruk yang bisa dikatakan selama dua pemilu Prabowo adalah antitesis dari Jokowi," kata Yunarto Wijaya, dikutip dari youTube KompasTv, Selasa (7/2/2023).
Meski demikian, Yunarto juga menilai, sikap loyalis Prabowo yang ditunjukan ini bisa juga berpeluang mengeruk suara pro Jokowi.
Namun sikap loyalis itu, kata Yunarto, harus diimbangi dengan sikap kritis Prabowo pada pemerintahan Jokowi.
"Menjadi logis, ketika semakin Pak Prabowo menegaskan dirinya menjadi loyalis Pak Jokowi ada potensi juga beliau kemudian akan ditinggalkan sebagian pendukungnya."
"Di sisi lain mungkin berpeluang mendapatkan sebagian pemilih Jokowi tapi di sisi lain mungkin Prabowo bisa menunjukan dengan positioning bahwa Pak Prabowo tetap kritis," ujarnya.
Lanjut Yunarto mengatakan, semakin Prabowo menunjukan sikap loyalitasnya pada pemerintah Jokowi justru bisa menguntungkan Anies Baswedan.
Mantan Gubernur DKI yang saat ini dideklarasikan jadi capres oleh Partai NasDem itu selama ini dinilai sebagai sosok yang bersebrangan dengan pemerintahan Jokowi.
"Karena dalam dua pemilu itu, mereka (pendukung Prabowo) berharap Pak Prabowo akan bersebrangan dan bisa menjadi antitesis dari Pak Jokowi."
"Ada yang mengatakan bahwa semakin Pak Prabowo tertarik di lingkaran Jokowi yang diuntungkan Anies."
"Anies akan mendapatkan pelimpahan elektoral gratis dari barisan pemilih yang memang anti terhadap Jokowi," ujarnya.
(Tribunnews.com/Milani Resti)