Satu Abad NU, Perempuan Bangsa Bagi-bagi Nasi Kotak
Memperingati Harlah Satu Abad Nahdlatul Ulama, Perempuan Bangsa membagi-bagikan nasi kotak kepada masyarakat dan pengguna jalan raya.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Memperingati Hari Lahir (Harlah) Satu Abad Nahdlatul Ulama, Perempuan Bangsa membagi-bagikan nasi kotak kepada masyarakat dan pengguna jalan raya.
Gerakan berbagi ini merupakan wujud dari badan otonom Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini hadir ditengah-tengah masyarakat dalam segala kondisi.
“Apa dan bagaimanapun kondisinya, kami tetap berada di tengah-tengah masyarakat. Meningkatkan khidmat kita, sebagai badan otonom Partai Kebangkitan Bangsa,” kata Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa, Siti Mukaromah, di Jakarta, Selasa (7/2/2023).
Lebih lanjut dirinya menjelaskan, PKB bersyukur lahir dari rahim organisasi terbesar di Indonesia bahkan di dunia.
Sehingga harus terus melanjutkan perjuangan tidak hanya membawa kebermanfaatan bagi warga NU tapi juga bagi masyarakat Indonesia.
“Sejalan dengan instruksi Ketua Umum DPP PKB untuk tetap hadir ditengah-tengah masyarakat, memperluas kebermanfaatan dan keberadaan kita,” ujar Erma yang juga Anggota Komis VI DPR RI ini menambahkan.
Gerakan berbagi dalam rangka Satu Abad Nahdlatul Ulama dilakukan di berbagai di Jakarta antara lain, Raden Saleh, Kramat Raya, Green Pramuka, Kampung Melayu, Manggarai, Kebayoran Lama, Kalibata, Cawang, Perkampungan Pemulung, dan Pasar Minggu.
Baca juga: Spirit 1 Abad NU, Wujudkan Kemandirian Ekonomi Lewat 4 Agenda Strategis ini
Ketua Dewan Pembina Perempuan Bangsa, Rustini Muhaimin Iskandar yang juga membagi-bagikan nasi kotak kepada para pengendara mengungkapkan bahwa sebagai sayap PKB, Perempuan Bangsa terus berupaya hadir ditengah-tengah masyarakat terumata mereka yang membutuhkan.
Dirinya mengingatkan, peran perempuan dalam perjalanan Bangsa Indonesia sangat penting. Mulai dari peran-peran di rumah hingga di ranah publik.
Rustini juga mengajak para kader Perempuan Bangsa untuk selalu mengingat sejarah dan belajar meneladani para pendiri nahdlatul ulama.
"Ada perjuangan tanpa pamrih, keikhlasan, dan sebagainya," ujar dia yang kemudian menambahkan bahwa berjuang di nahdlatul ulama tidak harus selalu di struktur saja.
Namun struktur dan diluar struktur tidak masalah.
Berjuang di PKB juga merupakan perjuangan politik yang menjadi pondasi dan diberikan oleh nahdlatul ulama untuk anak bangsa.