VIDEO Jokowi: Terbukti Insan Pers Telah Buka Harapan Orang Biasa seperti Saya Bisa Jadi Presiden
Jokowi berterima kasih kepada insan pers nasional lantaran adanya campur tangan dari wartawan yang meliputnya sehingga bisa menjadi presiden
Editor: Srihandriatmo Malau
"Saya ulangi, dunia pers tidak sedang baik-baik saja," ujar Jokowi.
"Dulu, isu utama dunia pers adalah kebebasan pers, selalu itu yang kita suarakan. Tapi sekarang, apakah isu utamanya tetap sama? Menurut saya sudah bergeser, karena kurang bebas apalagi kita sekarang ini," lanjut Jokowi.
Jokowi menjelaskan sekarang ini masalah yang utama adalah membuat pemberitaan yang bertanggung jawab.
Karena masyarakat kebanjiran berita dari media sosial dan media digital lainnya, termasuk platform-platform asing dan umumnya tidak beredaksi atau dikendalikan oleh AI (artificial intelligence).
Algoritma raksasa digital yang cenderung mementingkan sisi komersial menurut Presiden, hanya akan mendorong munculnya konten-konten recehan sensasional.
Konten konten tersebut sekarang ini banyak sekali dan telah mengorbankan kualitas isi dan jurnalisme otentik.
“Ini yang kita akan semakin Kehilangan. Hal semacam ini tidak boleh mendominasi kehidupan masyarakat kita, media konvensional yang beredaksi semakin terdesak dalam peta pemberitaan,” jelasnya.
60 Persen Belanja Iklan Media Kini Diambil Platform Asing
Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan keberlanjutan industri media konvensional saat ini menghadapi tantangan berat.
Ia mendapat informasi bahwa 60 persen belanja iklan telah diambil oleh media digital terutama platform asing.
“Ini sedih loh kita. Sehingga tadi malam saat makan durian Saya mengundang beberapa tokoh Insan pers untuk berbicara mengenai ini,” kata Presiden.
Dengan beralihnya belanja iklan ke media digital yang sebagian berplatform asing maka kata presiden sumber daya keuangan media konvensional akan berkurang.
Meski sebagian media konvensional sudah mengembangkan diri ke media digital namun tidak bisa dipungkiri saat ini masih didominasi oleh platform asing.
“Sebagian sudah mengembangkan diri ke media digital tetapi dominasi platform asing dalam mengambil belanja iklan ini telah menyulitkan media dalam negeri kita,” kata Presiden.