Indonesia dan Timor Leste Sepakati Lima MoU, Termasuk Soal Zona Ekonomi di Perbatasan
Presiden mendukung kerja sama ekonomi antara kedua negara dengan mengembangkan kawasan ekonomi di wilayah perbatasan NTT dan Oecusse
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Republik Demokratik Timor Leste Taur Matan Ruak di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin, (13/2/2023).
Dalam pertemuan tersebut, Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Demokratik Timor Leste menyepakati sejumlah nota kesepahaman (MoU) antara kedua negara di berbagai bidang.
Baca juga: Indonesia Berkomitmen Lanjutkan Kerja Sama Pembangunan SDM Timor Leste
Kelima nota kesepahaman yang disepakati tersebut yaitu:
1. Nota Kesepahaman tentang Penetapan Zona Ekonomi di Daerah Perbatasan, ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri RI dengan Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Timor-Leste;
2. Nota Kesepahaman tentang Kerja Sama Bidang Pendidikan Tinggi, ditandatangani oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI dan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Kebudayaan Timor-Leste;
3. Nota Kesepahaman tentang Kerja Sama di Bidang Pengembangan SDM dan Kapasitas Kelembagaan, ditandatangani oleh Kepala Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI dan Kepala Komisi Pemilihan Nasional (CNE) Timor-Leste;
4. Nota Kesepahaman tentang Kerja Sama Teknis Industri, ditandatangani oleh Menteri Perindustrian RI dengan Menteri Pariwisata, Perdagangan dan Perindustrian Timor-Leste; dan
5. Nota Kesepahaman tentang Kerja Sama Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, ditandatangani oleh Kepala BMKG RI dengan Menteri Transportasi dan Komunikasi Timor-Leste.
Baca juga: Presiden Jokowi Sambut Kunjungan Perdana Menteri Timor Leste di Istana Bogor
Setelah ditandatangani, nota-nota kesepahaman tersebut dibacakan pada saat Presiden Joko Widodo dan PM Taur Matan Ruak menggelar pernyataan pers bersama di Ruang Teratai, Istana Bogor.
Presiden mendukung kerja sama ekonomi antara kedua negara dengan mengembangkan kawasan ekonomi di wilayah perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Oecusse. Presiden menuturkan, salah salah satu upaya pengembangan kawasan ekonomi di wilayah tersebut yaitu melalui pembentukan Bilateral Investment Treaty.
"Kita sepakat untuk mendorong dimulainya perundingan pembentukan Bilateral Investment Treaty,” katanya.
Selain itu, Presiden menyambut baik peningkatan konektivitas darat Indonesia-Timor Leste antara lain melalui peluncuran perdana trayek bus rute Kupang-Dili.
“Secara khusus saya juga mendorong agar biaya logistik transportasi laut untuk kegiatan bisnis dapat diturunkan," ucap Presiden.
Terkait pengelolaan kawasan perbatasan, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia dan Timor Leste telah menyepakati penyelesaian dua segmen perbatasan darat untuk dapat memulai perundingan maritim dan pembangunan pos lintas batas negara (PLBN).
"Kita telah menyepakati untuk segera menyelesaikan dua segmen perbatasan darat yang tersisa pada tahun ini yaitu segmen Noel Besi-Citrana dan segmen Bidjael Sunan-Oben. Penyelesaian perundingan batas darat ini penting untuk dapat memulai perundingan maritim serta mendorong pembangunan PLBN di Oepoli," ujar Presiden.
Lebih lanjut, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia berkomitmen untuk terus melanjutkan kerja sama pembangunan terutama melalui peningkatan kapasitas SDM dengan Timor-Leste. Presiden menuturkan bahwa Indonesia telah melakukan sejumlah kegiatan kerja sama yang melibatkan ribuan peserta Timor-Leste.
"Sejak tahun 2006 terdapat 258 kegiatan kerja sama pembangunan Indonesia dengan Timor Leste yang melibatkan ribuan peserta Timor-Leste, dan dalam dua tahun terakhir, Indonesia juga telah memberikan 489 beasiswa bagi pelajar Timor Leste," tutur Kepala Negara.
Baca juga: Presiden Jokowi Ajak Perdana Menteri Timor Leste Tanam Pohon Cendana di Istana Bogor
Selain sejumlah isu bilateral tersebut, Presiden Jokowi juga menyampaikan bahwa berdasarkan hasil KTT ASEAN di Phnom Penh, secara prinsip Timor Leste telah diterima sebagai anggota ASEAN.
"Sesuai hasil KTT ASEAN di Phnom Penh, Timor Leste secara prinsip telah diterima sebagai anggota ASEAN. Roadmap untuk keanggotaan penuh sedang dipersiapkan dipimpin oleh Indonesia sebagai ketua ASEAN saat ini," ujar Presiden.
Pada kesempatan yang sama, PM Taur Matan Ruak mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi atas diterimanya Timor Leste secara prinsip sebagai anggota ASEAN.
"Saya ingin berterima kasih juga kepada fakta bahwa Timor-Leste telah menjadi anggota observer (pengamat) di ASEAN, dan juga atas support dan bantuan dari Bapak Yang Mulia Presiden karena terus memberikan bantuan yang dibutuhkan karena pada dasarnya Timor Leste melengkapi roadmap untuk dapat kami mempersiapkan lebih baik masuk ke ASEAN," tutur PM Taur Matan Ruak.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.