Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Blog Tribunners

Membedah Secara Teknis Pergantian Pelatih Timnas Indonesia: Garuda Butuh 4 Hal dari Kluivert

Secara permainan sejatinya Shin Tae-yong belum memberikan pondasi yang kuat bagi pola permainan Timnas Indonesia.

Penulis: Alfarizy Ajie Fadhillah
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Membedah Secara Teknis Pergantian Pelatih Timnas Indonesia: Garuda Butuh 4 Hal dari Kluivert
tangkap layar
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong dinilai melakukan kesalahan strategi dengan merotasi pemain pilar melawan Cina yang berujung kekalahan 1-2, Selasa (15/10/2024). 

Membedah Secara Teknis Pergantian Pelatih Timnas Indonesia: Garuda Butuh 4 Hal

 
 
 
Oleh: Arman Saputra

Pengamat Sepak Bola
 
 

SEORANG Johan Cruyff pernah berkata, quality without results is pointless, but results without quality is boring.

Maestro sepak bola Belanda itu memang dikenal sebagai pengusung filosofi sepak bola indah.

Tidak hanya menang tapi juga bermain baik. Baginya sepak bola mesti menghibur penonton.

Berbanding terbalik dengan Cruyff, di Italia kualitas permainan tidak terlalu penting. Sebab yang terpenting adalah hasil akhir.

Berita Rekomendasi

Prinsip yang selaras dengan pemikiran filsuf asal Firenze, Niccolo Machiavelli yakni "the end justify the means. Atau hasil akhir adalah segalanya."

Menang tidak peduli bagaimana caranya. Mau bertahan total selama 90 menit pun dilakoni. Begitulah prinsip Italia.

Walau filosofinya berbeda, tapi ada satu benang merah antara filosofi sepak bola indah Cruyff maupun pragmatisme Italia. Benang merah itu adalah konsistensi pada taktik.

Barangkali inilah titik kritis yang patut dialamatkan pada Shin Tae-yong kala melatih skuat Garuda.

Sepanjang empat tahun lebih menangani timnas Indonesia, komposisi taktik dan filosofi bermain tidak memiliki konsistensi yang jelas. Timnas tak punya karakter kuat dalam bermain.

Tidak jelas apakah ingin bermain indah atau fokus pada hasil akhir.

Inilah yang menyebabkan inkonsistensi hasil. Inkonsistensi hasil selaras dengan inkonsistensi susunan pemain.

Halaman
123
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas