Apa Itu Isra Mikraj? Inilah Pengertian Secara Bahasa dan Penjelasan Menurut Kemenag RI
Simak penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan Isra Mikraj, secara bahasa dan menurut penjelasan dari Kementerian Agama serta penulisan yang benar.
Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Berikut adalah penjelasan tentang apa yang dimaksud Isra Mikraj.
Peringatan Isra Mikraj merupakan peristiwa penting dalam sejarah Islam.
Peristiwa Isra Mikraj diketahui berkaitan tentang kisah perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW.
Berdasarkan penanggalan kalender 1444 Hijriah, peringatan Isra Mikraj tahun ini jatuh pada hari Sabtu (18/2/2023).
Pada peringatan Isra Mikraj 2023 ini, juga termasuk dalam tanggal merah atau hari libur nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Lantas, apa itu Isra Mikraj?
Baca juga: Bacaan Doa yang Bisa Diamalkan saat Malam Isra Miraj Sampai Setelahnya hingga Bulan Ramadhan
Pengertian Isra Mikraj
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Isra' Mikraj terdiri dari dua kata yang memiliki makna masing-masing.
Isra
Kata Isra menurut KBBI artinya perjalanan Nabi Muhammad SAW, pada malam hari dari Masjidilharam di Mekah ke Masjidilaksa di Baitulmukadas dengan kendaraan burak.
Burak merupakan hewan yang digambarkan memiliki tubuh seperti kuda putih dengan sayap dan ekor burung merak.
Dengan menaiki Burak, Nabi Muhammad SAW dapat menempuh perjalanan tersebut hanya dalam satu malam.
Saat itu, perjalanan dari Kabah ke Masjid Al Aqsa dapat ditempuh menggunakan kuda atau unta selama satu bulan.
Sesampainya di Masjid Al Aqsa, Nabi Muhammad SAW dikisahkan memimpin para nabi terdahulu untuk melaksanakan ibadah salat dua rakaat.
Mikraj
Arti kata Mikraj menurut KBBI yaitu peristiwa perjalanan Nabi Muhammad SAW, dari Masjidil haram ke Masjidilaksa, langsung ke Sidratul-muntaha pada malam hari untuk menerima perintah salat lima waktu.
Dikisahkan dalam perjalanan Nabi Muhammad menuju Sidratul-muntaha atau langit ke tujuh, bertemu nabi-nabi terdahulu.
Antara lain pada tingkat langit pertama bertemu Nabi Adam AS, Nabi Isa dan Yahya di langit kedua.
Nabi Yusuf di langit ketiga, Nabi Idris di langit keempat, Nabi Harun di langit kelima, Nabi Musa di langit keenam, dan Nabi Ibrahim di langit ketujuh.
Pada mulanya, Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk melaksanakan ibadah salat sebanyak 50 kali dalam sehari.
Kendati demikian, Nabi Muhammad SAW diingatkan oleh Nabi Musa as bahwa jumlah tersebut terlalu besar.
Setelah peristiwa itu, umat Islam diwajibkan menjalankan salat lima waktu dalam sehari.
Arti Kata Isra Mikraj Sesuai Pengertiannya Menurut Kementerian Agama (Kemenag)
Dilansir laman resmi Kemenag, Isra Mi'raj adalah dua perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam waktu satu malam.
Kejadian Isra Mikraj merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam.
Karena pada peristiwa ini Nabi Muhammad SAW mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam.
Isra Mikraj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah, sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah.
Diperkirakan Isra' Mikraj terjadi pada tahun 620-621 M pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian.
Peristiwa Isra Mikraj juga menjadi momen bersejarah sekaligus titik balik dari kebangkitan dakwah Rasulullah SAW.
Baca juga: Apa Itu Amul Huzni? Berikut Kaitannya dengan Peristiwa Isra Miraj
Penulisan Isra Mikraj dalam bahasa Indonesia
Mengutip dari laman kemdikbud.go.id, terdapat beberapa bentuk penulisan yang berbeda untuk istilah keagamaan ini, antara lain:
1. isra’ mi’raj,
2. israk mikraj,
3. isra mi’raj,
4. isra miraj, dan
5. isra mikraj
Dari beberapa bentuk penulisan tersebut, berdasarkan pedoman dalam KBBI yang benar adalah pada nomor lima.
Mengingat isra mikraj berasal dari bahasa asing (Arab), maka bisa dilihat kaidah pembentukan istilah bahasa Indonesia.
Khususnya yang berkaitan dengan kosakata atau istilah yang berasal dari bahasa Arab.
Bentuk asli isra mikraj berasal dari:
إِسْرَاء وَ مِعْرَاج [isrā’ wa mi`rāj]
Pada buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016), terdapat penyempurnaan ejaan penyerapan kata isra mikraj.
Berdasarkan PUEBI, beberapa ketentuan yang dapat kita ikuti dalam penulisan unsur serapan إِسْرَاء وَ مِعْرَاج [isrā’ wa mi`rāj] adalah sebagai berikut.
1. a (Arab, bunyi pendek atau bunyi panjang) tetap menjadi a (bukan o).
2. ‘ain (ﻉ Arab) di akhir suku kata menjadi k.
3. hamzah (ﺀ Arab) yang diikuti oleh konsonan menjadi a, i, u.
4. hamzah (ﺀ Arab) di akhir suku kata, kecuali di akhir kata, menjadi k.
5. hamzah (ﺀ Arab) di akhir kata dihilangkan.
6. sin (ﺱ Arab) menjadi s. Contoh: asās ( ﺃﺴاﺱ ) asas; salām ( ﺴﻼﻢ ) salam; silsilah ( ﺳﻠﺴة ) silsilah.
Dengan melihat kaidah di atas, maka jelas dengan menggunakan penulisan isra mikraj.
(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)