Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

VIDEO EKSKLUSIF Cerita Sukses Krisdayanti Jadi Anggota DPR RI: Saya Tidak Duduk Manis Saja

"Jadi enggak duduk-duduk manis. Modal saya murah meriah, Rp7 juta saja, beli speaker, di setiap desa saya menyanyi," ucap Krisdayanti

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyanyi dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari Fraksi PDI Perjuangan  Krisdayanti menceritakan cara yang dilakukannya saat berkampanye mengumpulkan suara konstituen dalam Pemilu Legislatif DPR RI 2019.

Krisdayanti lolos ke parlemen dari daerah pemilihan (Dapil) Malang Raya pada Pemilu 2019, lalu.

Dia memperoleh 128 ribu lebih suara dan mengantarkannya ke kursi parlemen Senayan.

Menurut Krisdayanti, dengan ditempatkan di Dapil Malang Raya, dirinya bisa mendengar dan menyerap langsung aspirasi masyarakat di sana.

Perempuan yang akrab disapa KD ini juga mengungkapkan, keterpilihannya saat Pemilu lalu bukan semata-mata berkat kepopularitasnya.

Namun, KD harus 'berkeringat' dengab turun langsung bertemu masyarakat.

Hal itu disampaikan Krisdaysnti dalam diskusi Mata Lokal Memilih dengan tema Partai Politik Berebut Selebritas: Membaca Konstelasi Politik Nasional Setahun Menjelang Pemilu 2024 di Studio Menara Kompas, Jakarta, Selasa (14/2/2023).

Berita Rekomendasi

Bertindak sebagai moderator dalam acara itu Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra.

"Jadi mereka itu bahasa Jawanya ketenggengen (terpana) ketika saya mengetuk pintu mereka di 600 titik, 471 desa," kata perempuan yang akrab disapa KD tersebut.

"Jadi enggak duduk-duduk manis. Modal saya murah meriah, Rp7 juta saja, beli speaker, di setiap desa saya menyanyi," sambung dia.

Menurutnya pendekatan tersebutlah yang membuatnya tidak merasa lelah meskipun berkeringat.

"Jadi mungkin pendekatan seperti itu yang membuat saya berkeringat, tapi saya tidak capek. Karena lebih merasa lebih butuh mereka, apa yang mereka rasakan," kata Krisdayanti.

KD juga mengatakan banyak anggota DPR dari kalangan selebriti justru memilih berada di Komisi X DPR RI.

Namun, dia justru memilih terjun langsung di Komisi IX DPR.

Apalagi, Krisdayanti menaruh perharian khusus tentang kesetaraan gender dan peran perempuan di dunia politik.

Dia juga tak menampik bahwa terpilih dirinya sebagai caleg dari PDIP saat itu karena ingin dijadikan vote getter suara partai. Namun, KD menyakini bahwa partai pimpinan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri itu melihat potensi yang dimiliki dirinya.

Terlebih, KD juga telah mengikuti program pengkaderan partai dan sekolah partai yang dimiliki oleh PDIP.

Berikut peryataan lengkap Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) Krisdayanti terkait selebritis yang terjun ke politik menjelang Pemilu 2024, mendatang.

Mbak KD, dalam catatan kami pada Pemilu 5 tahun yang lalu, merahi suara sekitar 131 ribu. Artinya Mbak KD mempunyai keterpilihan yang luar biasa. Apakah mbak KD yang sudah sedemikian terkenalnya ini perlu 'berkeringat' untuk mengunjungi komsotuen, dan apakah sekarang masih perlu di rawat juga?

Jadi saya bersyukur sekali bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menempatkan saya di rumah saya (dapil Malang Raya), jadi Dapil yang tepat saya jadi jauh lebih mengenal mata lokal, menurut Pak Dahlan, menyapa secara langsung masyarakat yang secara mungkin belum tentu bisa beli tiket konsernya.

Jadi mereka, bahasa jawanya 'ketenggenen', ketika saya mengetuk pintu rumah mereka, di 600 titik di 471 desa.

Jadi enggak duduk-duduk manis, modal saya murah meriah Rp 7 juta saja, beli speaker di setiap desa saya nyanyi. Jadi mungkin pendekatan seperti itu yang membuat saya berkeringat tapi saya tidak capek. Karena lebih merasa lebih butuh mereka.

Apa sih yang dibawa sebagai wakil rakyat, itu apa? Apa yang mau disampaikan kalau tagline saya kan perempuan indonesia kuat, membuat perempuan indonesia sehat.

Saya merasa keterwakilan saya, di mana sebelumnya memang dua senior saya, tidak mewakili kebanyakan seperti seorang perempuan, kesetaraan perempuan kalau kita bicarakan Malang Raya.

Jadi menurut saya memiliki Komisi IX dari awal saya terpilih. Jadi kalau ada yang berasumi artis harus ada di Komisi X, tapi saya ada di komisi IX.

Pertanyaan menggelitik, apakah memang dulu ketika Mbak KD diminta menjadi anggota calon parlemen, memang dimasukan untuk menjadi vote getter atau mendapatkan suara terbanyak di partai. Karena mbak KD terkenal?

Saya memang nyanyi untuk beberapa partai, sudah saya lakukan bahkan di 20 tahun yang lalu. Tapi ketika saya merasa partai PDIP memilih saya yang berarti ada hal-hal yang diharapakan, tapi itu juga bukan paksaan, juga ancaman jadi memang PDIP saya yakin berpolitik bukan sesuatu untuk mencapai ambisi, atau kekuasaan individual.

Saya mengikuti sebuah pendidikkan politik di sekolah partai dan organisasi. Jadi juga organisasi. Jadi saya pikir ada prosesnya.

Supaya kawan-kawan mahasiswa yakin betul, bahwa mbak Kriadayanti ini di DPR RI tidak kaleng-kaleng. Dan merawat konsituen?

Jadi saya bicara perspektif anak-anak remaja, yang mungkin bahasa Insecure, merasa bahwa ada tekanan yang begitu besar, asumsi yang ada selama 5 tahun bahwa artis itu tidak bisa berkontribusi dalam pembangunan sebuah bangsa.

Saya sempar pikir kok begitu besar tekanannya, tak ada menjelang satu tahun ke depan 14 Februari kita mau pemilu lagi.

Jadi saya pikir semua ga ada satu orang pun anggota 564 anggota DPR Ri semua punya jabatan, lalu ada gelar, title, lengkap. Saya masuk asli nama komersil saya, nama panggung saya, nama lahir saya Krisdayanti. Ga pake embel-embel.

Saya pikir mungkin latar belakang saya selama 30 tahun di panggung bisa menjadi tanggun jawab moral saya dalam saya ambil untuk berkontribusi dalam kedisiplinan, etos kerja, dan tanggung jawab.

Akhirnya saya pikir, oh benar juga ya teryata yang terpinting di gedung DPR RI itu adalah wishdemnya, keinginan kita untuk mau turun, nananya politik turun ke bawah, kalau Ibu Ketua Umum, Ibu Megawati Soekarnoputri bilang, bounding dengan rakyat, ya memang memberikan kesejahteraan untuk rakyat.

Dan saya sangat mudah menyapa warga masyarakat Malang Raya karena bicara dengan bahasa mereka, saya selama 30 tahun lebih bernyanyi dan melayani karena saya entertain, karena tugasnya harus turun ke bawah.

Jadi saya merasa tidak kesulitan ketika saya menyerap aspirasi dan membawa ke dalam kerja-kerja saya sebagai legislator. Saya lebih fokus pada kesetaraan perempuan, karena kayanya kita banyak ketemi teman-teman parlemen perempuan, tapi teryata kuotanya masih 20 persen yang seharusnya 30 persen.

Jadi disini lewat acara ini saya mengajak adik-adik semua jangan takut terjun ke politik. Kita butuh generasi muda, penerus karena dari 270 juta penduduk Indonesia 50 persennya adalah anak-anak muda, di bawah 25 tahun. Saatnya kalianlah yang meneruskan. Jadi jangan pesimis, jangan menganggap sebelah mata.

Jadi apapun profesinya bisa di dalam gedung itu untuk menyuarakan apa kepentingan rakyat yang sesungguhnya. (Tribun Network/ Yuda).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas